2.19.2012

Kisah nyata keajaiban sedekah dari Yusuf Mansur


Banyak orang yang memiliki penghasilan besar, namun selalu merasa tidak cukup. Bahkan tidak jarang pengeluaran mereka lebih besar dari penghasilan yang didapat. Mungkin diri kita pernah merasakan demikian. Maka instropeksilah, mungkin sedekah yang kita keluarkan terlalu sedikit, sehingga berkah yang Allah berikan juga sekedarnya. Padahal dalam surat Al An’am ayat 160, Allah sudah janji akan melipatgandakan pahala sampai 10 kali lipat bagi mereka yang berbuat kebaikan. Jadi sebetulnya kita tak perlu ragu untuk menyisihkan penghasilan bagi mereka yang membutuhkan. 1 – 1 = 10, itulah ilmu sedekah. Banyak kejadian dibalik fenomena keajaiban sedekah.

Dalam kesempatan tersebut,
Ustadz Yusuf memaparkan beberapa kisah yang Insya Allah mampu meningkatkan keyakinan kita, bahwa Allah pasti akan meliptrgandakan pahala-Nya, bila kita sedekah. Contohlah sebuah kisah tentang seorang supir yang mengeluh karena gajinya terlalu kecil.

Ustadz Yusuf Mansur


“Supir ini datang ke Klinik Spiritual dan Konseling Wisata Hati. Dia bilang gajinya cuma 800 ribu, padahal anaknya lima! Ia ingin gajinya jadi 1,5 juta!” ujar Ustadz Yusuf sambil duduk bersila di permadani.

Dengan bijak, Ustadz Yusuf mengajak supir itu mensyukuri terlebih dahulu apa yang telah didapatkannya selama ini. Kemudian ia menunjukkan surat Al An’am 160 dan surat 65 ayat 7, mengenai anjuran bagi yang kaya untuk membagi kekayaannya dan yang mampu membagi kemampuannya.

Supir itu lantas bertanya,”Kapan ayat-ayat itu dibaca dan berapa kali, Ustad?” “Nah, inilah kelemahan orang kita,” potong Ustadz Yusuf sejenak, “Qur’an hanya untuk dibaca!”
Agak kesal dengan pertanyaan sang supir, Ustadz Yusuf menyuruhnya segera berdiri. Kemudian ia bertanya, ”Maaf… boleh saya tanya pertanyaan yang sifatnya pribadi? ”Supir itu mengangguk. “Nggak bakal tersinggung?” Kembali supir itu mengangguk. “Bawa duit berapa di dompet?” desak Ustadz Yusuf. Supir itu mengeluarkan uangnya dalam dompet, jumlahnya seratus ribu rupiah. Langsung Ustadz Yusuf mengambilnya. “Nah, uang ini akan saya sedekahkan, ikhlas?”

Supir itu menggaruk-garukkan kepalanya, namun sejurus kemudian mengangguk dengan terpaksa. “Dalam tujuh hari kerja, akan ada balasan dari Allah!” “Kalau nggak, Ustad?” “Uangnya saya kembaliin!”

Mulailah sejak itu ia menghitung hari. Hari pertama tidak ada apa-apa, demikian pula hari kedua, bahkan pada hari ketiga uangnya hilang sejumlah 25 ribu rupiah. Rupanya ketika ditanya Ustadz Yusuf tempo hari, sebenarnya ia bawa uang 125 ribu rupiah, namun keselip.

Pada hari keempat supir itu diminta atasannya untuk mengantar ke Jawa Tengah. Selama empat hari empat malam mereka pergi. Begitu kembali, atasannya memberikan sebuah amplop, “Ini hadiah istri kamu yang kesepian di rumah,” begitu katanya.

Ketika amplop itu dibuka, Subhanallah…. Jumlahnya 1,5 juta rupiah. Para dai muda yang menyimak cerita itu terkagum-kagum.

Kemudian Ustadz Yusuf Mansur bertanya, “Siapa yang belum nikah?” serentak hampir semua peserta mengacungkan tangan dengan semangat, seraya bergurau. “Nah, selain untuk memanjangkan umur, mengangkat permasalahan, sedekah juga mampu membuat orang yang belum kawin jadi kawin, dan yang udah kawin…” “Kawin lagi???” jawab beberapa peserta, kompak! Ustadz Yusuf tertawa, “Yang udah kawin… makin sayang…”

Lalu mengalunlah sebuah cerita lain. Ada seorang wanita berusia 37 tahun yang belum menikah mengikuti seminarnya. Setelah mendengarkan faedah sedekah, wanita itu lantas pergi ke masjid terdekat dari rumahnya dan bertanya pada penjaga masjid itu, “Maaf, Pak… kira-kira masjid ini butuh apa? Barangkali saya bisa bantu…” “Oh, kebetulan. Kami sedang melelang lantai keramik masjid. Semeternya 150 ribu…” Wanita itu menarik sejumlah uang dari sakunya, yang berjumlah 600ribu. Tanpa pikir panjang ia membeli empat meter persegi lantai tersebut,”Mudah-mudahan hajat saya terkabul…” harapnya.

Subhanallah… Allah menunjukkan keagungan-Nya. Minggu itu juga datang empat orang melamarnya! “Itulah sedekah!”

Ustadz Yusuf menantang mata peserta,”Sulit akan menjadi mudah, berat menjadi ringan… asal kita sedekah!”
Sebuah kisah unik lainnya terjadi. Suatu hari, seorang wartawan mengajak Ustadz Yusuf ke Semarang, hanya untuk berpose dengan sebuah mobil Mercedez New Eyes E 200 Compresor baru. Tak ada yang istimewa dengan mobil itu kecuali harganya yang mahal, sekitar 725 juta rupiah, dan… mobil itu milik seorang tukang bubur keliling!
Loh, bagaimana bisa seorang tukang bubur punya mercy? Bisa aja kalau Allah berkehendak. Tukang bubur itu tentunya tak pernah bermimpi bisa memiliki sebuah mobil Mercedez baru. Namun kepeduliannya kepada orang tua, justru membuatnya kejatuhan bulan.

Karena orang tuanya ingin naik haji, tukang bubur itu giat sedekah. Ia sengaja menyediakan kaleng kembalian satu lagi, khusus uang yang ia sedekahkan. Yang kemudian ia tabung di sebuah bank. Ketika tabungannya itu telah mencapai 5 juta, ia mendapatkan satu poin memperebutkan sebuah mobil mercy. Dan si tukang bubur itulah yang memenangkan hadiah mobil tersebut.

Karena tak mampu membayar pajaknya sebesar 25%, seorang Ustadz bernama Hasan, pemilik Unisula, membantunya. Maka, jadilah mobil itu milik tukang bubur.
Kisah terakhir, tentang hutang 100juta yang lunas hanya dengan sedekah 100 ribu rupiah. Orang ini mendengarkan ceramah seorang Ustadz yang mengatakan, kalau sedekah itu dapat membeli penyakit, dapat membayar hutang, dan dapat menyelesaikan masalah. Teringat hutangnya sejumlah 100 juta, ia menyedekahkan uang yang ada, sebesar 100 ribu.

Dalam hatinya ia berharap hutangnya dapat cepat lunas. “Dan… Allah mengabulkan doanya secepat kilat. Begitu pulang dari pengajian, saat menyebrang jalan, orang itu tertabrak mobil dan lunaslah hutangnya!” seru Ustadz Yusuf Mansyur berapi-api.

Semua peserta melongo kemudian tertawa. Hampir semua menebak orang itu meninggal, sehingga si pemilik piutang mengikhlaskan hutangnya.

“Nggak!” koreksi Ustadz Yusuf Mansur cepat, “Dia cuma pingsan. Kebetulan yang nabrak orang kaya. Selain dibawa ke rumah sakit, dia juga melunasi hutangnya!”

Itulah… Allah punya cara tersendiri untuk menolong hamba-Nya. Selain memberikan materi tentang sedekah, Ustadz muda berkulit putih ini juga memberikan masukan dan saran tentang bagaimana tampil yang baik di hadapan audience (baik di televisi ataupun di ruangan), di antaranya mengajarkan teknik memotong materi (untuk commercial break) yang baik, sehingga pemirsa televisi enggan mengganti saluran dan tetap menunggu sampai iklan berakhir, lalu cara melibatkan emosi audience, melibatkan orang sekitar acara (baik outsider, maupun insider), intonasi suara, melakukan atraksi menarik, dan sebagainya.


Begitulah masbro, kisah nyata keajaiban sedekah dari Yusuf Mansur, semoga kita menjadi bagian dari para ahli sedekah yang ikhlas dan mengingat Allah saja dalam bersedekah.

Arti Yahoo dan Agenda Tersembunyi Dibalik Situs YAHOO Indonesia

Arti Yahoo dan Agenda Tersembunyi Dibalik Situs YAHOO Indonesia
Yet Another Hierarchical Officious Oracle atau YAHOO memiliki arti “Sebuah tempat bertanya yang paling tahu segalanya yang disusun secara bertingkat dan sistematis.”

Bagi pengguna internet, Yahoo dikenal sebagai nama sebuah program dalam jaringan internet yang berfungsi untuk menelusuri data-data di dunia maya (cyber). Cukup dengan memasukkan kata kunci, keluarlah data-data yang dikehendaki. Bukan hanya terbatas pada data dalam negeri, tetapi seluruh data di seantero jagad ini dalam hitungan detik.

Meskipun kata Yahoo tidak asing. Namun, bukan jaminan bagi mereka yang terbiasa memakai fasilitas internet memahami arti kata Yahoo atau sekedar memahami asal usul kata Yahoo.

Jauh dari sangkaan, kata Yahoo menurut banyak pemerhati simbol dan pakar pakar sejarah dunia ternyata terkait dengan sejarah bangsa Kanaan. Sebuah bangsa yang mendiami kawasan Palestina Selatan sebelum kedatangan umat Islam.

Kata Yahoo berasal atau sama dengan kata Yah. Kedua kata ini sama maknanya, yaitu sebuah nama untuk menunjuk nama dewa (tuhan) bagi bangsa Kanaan. Yah berbentuk patung yang menjadi sesembahan bangsa Kanaan. Yah sejajar dengan dewa Ba’al. Oleh Bani Israel (Yahudi), kata Yah kemudian diadopsi sebagai nama bagi tuhan mereka.

Will Durant (1931), seorang sejarawan Yahudi meyakini bahwa Bani Israel adalah bangsa nomaden. Kehidupan yang selalu berpindah-pindah menyebabkan mereka tidak memiliki peradaban. Meskipun mereka memiliki tuhan, tetapi amat kabur dan sulit dipahami.

Secara kebahasaan, kata Yah atau Yahoo memang sulit dimengerti. Dari mana asal kata Yah, banyak orang yang tidak tahu. Dari kata Yah kemudian lebih masyhur menjadi kata Yahoo.

Kata Yah berasal dari kata Yahu. Istilah Yahu merupakan sebutan untuk memanggil seseorang yang jauh tak terlihat.

Jika dikaitkan dengan ajaran Judaisme, hal ini sesuai dengan ajaran Nabi Musa. Kepada Bani Israel, Nabi Musa selalu mengingatkan agar mengingat Tuhan sebagai tanda bakti kepada-Nya. Caranya cukup hanya dengan isyarat saja. Yaitu isyarat menyebut seseorang yang berada di kejauhan yang tidak terlihat.

Kata Yahu adalah isyaratnya. Dahulu, bahasa Ibrani belum mengenal huruf vokal (“e”) hingga tahun 500 M. Setelah mengenal huruf vokal tersebut, kata Yahu berubah menjadi Jehovah. Secara harfiah, kata Yahoo atau Jehovah berarti “Raja” atau “Tuhan” (Ahmad Syalabi, 2006).

Ternyata benar klaim bangsa Yahudi-Zionis. Mereka mengklaim telah menguasai dunia. Terbukti, salah satu nama program pada jaringan internet menggunakan nama tuhan “Jehovah” dalam sejarah mereka. Keyakinan terhadap tuhan Jehovah sendiri berasal dari keyakinan berhalaisme bangsa Palestina kuno.

Kata Yah, Yahoo, dan Jehovah (Yahweh) adalah sama dalam penelusuran silsilah asal katanya. Rupanya benar, dunia telah dikuasai oleh jaringan Yahudi-Zionis. Bahkan nama sebuah program dalam jaringan internet saja menggunakan simbol atau identitas akidah (teologi) mereka. Hebat, terdapat proses Yahudisasi secara laten dan sistematik lewat jaringan teknologi informasi yang hanya bisa dibaca oleh orang yang bukan sekedar berakal tetapi juga mempergunakan akalnya.

Sadarlah.....Program Yahudisasi berada di sekitar kita. Ia menempel menjadi nama-nama untuk beberapa produk teknologi canggih. Dan, kebanyakan umat Islam telah tergantung pada produk-produk teknologi canggih itu.

Untuk itu kita tak perlu rendah diri, MEREKA JUAL Tentu KITA BELI, mereka beri gratis kita tentu tak boleh menolaknya selama hal itu memberi kita manfaat yang lebih banyak daripada bahayanya, hanya saja kita diberi akal untuk tidak sekedar memikirkan sebesar mana sumbangsih kita pada ISLAM tetapi juga mengambil tindakan taktis dan strategis dalam menggunakan fasilitas mereka untuk mengambil manfaat sebesar2nya sambil mengumpan balik tipu daya mereka. Jangan pernah terkungkung dengan keragu-raguan.

Temuan ini mudah mudahan bisa mengubah cara berfikir kita, meski terlambat tidak ada istilah "tidak" untuk sekedar memberikan sesuatu yang berharga untuk Kaum Muslimin. Dan hal ini membuktikan bahwa di seluruh dunia ini terdapat ‘sesuatu’ atau ‘ideologi tertentu’ yang sengaja disusupkan atau diselipkan oleh jaringan Yahudi Internasional guna mewujudkan tatanan dunia baru (The New Word Order).

Pembaca boleh percaya boleh tidak, Sebelum kami menunjukkan bukti keberpihakan Yahoo dengan Huru Hara di Dunia, Silahkan lebih dulu berkomentar/berdebat di Artikel Yahoo Indonesia dengan kritis, tentu tidak pakai lama komentar anda akan hilang bahkan setiap anda berkomentar kemudian, akan terdelete dengan sendirinya.
Dan kebanyakan mempertanyakan keheranannya, bagaimana mungkin situs dengan reader terbanyak di Indonesia itu, justru meloloskan komentar yang berisi caci maki, sumpah serapah dan adminnya justru memperketat sensor pada komentar2 yg kritis. Dengan kata lain, hal itu dilakukan.......BUKAN TANPA MAKSUD.

Mereka hanya membutuhkan komentar sumpah dan serapah. Menjijikkan, sungguh kentara sekali Tipu Daya yang akan mereka lancarkan.

Bacalah Beritanya karena mereka "hanya memilihnya" dari sumber2 lain (Vivanews, republika, tribunnews dll) Tapi tunjukkan jika anda cerdas, jangan sekali-kali membaca komentar apalagi berkomentar di kotak komentarnya, karena disitu sudah menunggu sindikat penghasut dan provokator dari yahoo cs (zionist) yang kadang menyamar menjadi pembaca untuk memperkeruh suasana.

Makna Syirik dan Pembagiannya

Syirik adalah seorang hamba menjadikan tandingan atau sekutu untuk Allah dalam masalah rububiyyah atau Uluhiyyah atau ‘Asma dan Shifat-Nya. Kesyirikan merupakan kedzaliman yang paling besar. (Tahdzib Tas-hil Aqidah Islamiyyah, Syaikh Abdullah bin Abdul Aziz Al Jibrin, hal. 70)

Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan Ingatlah ketika Luqman berkata kepada anaknya, saat memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kedzaliman yang besar” ( QS. Luqman:13).

Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’di menjelaskan, “Dan tidak ada perbuatan yang lebih jelek dan lebih jahat daripada seorang yang menyamakan Allah, Raja yang menjaga seluruh makhlukNya dengan makhluk yang berasal dari tanah. Menyamakan Allah yang mengatur segala urusan dengan makhluk yang tidak mengatur urusan sama sekali. Menyamakan Allah yang Maha sempurna dan Maha kaya dengan makhluk yang penuh kekurangan dan miskin dari segala sisi. Menyamakan Allah yang memberikan semua nikmat, baik berupa agama dan dunia, dengan makhluk yang tidak bisa memberikan nikmat walaupun sebesar dzarrah. Maka kedzaliman mana lagi yang lebih besar daripada perbuatan syirik?” (Taisir Karimirrahman, tafsir surat Luqman ayat 13)

Perbuatan syirik dibagi menjadi dua, yaitu syirik akbar dan syirik asghar.

Syirik asghar adalah setiap perbuatan kesyirikan yang disebutkan dalam dalil-dalil syariat, tetapi belum sampai derajat syirik akbar. (Tahdzib Tas-hil Aqidah Islamiyyah, hal. 70)

Definisi syirik asghar yang lain adalah sarana (perantara) yang akan mengantarkan kepada syirik akbar (Lihat Mutiara Faidah Kitab Tauhid, Ustadz Abu Isa, cetakan pustaka muslim, edisi revisi hal.36). Dinamakan syirik kecil karena perbuatan tersebut belum membatalkan iman, adapun dosanya tetap lebih besar daripada dosa besar yang lain, semisal membunuh, mencuri, berzina, atau durhaka kepada orang tua.

Perbedaan Syirik Akbar dan Syirik Asghar

Perbedaan antara syirik akbar dan syirik asghar, antara lain :

  1. Syirik akbar menyebabkan pelakunya murtad (keluar dari islam), sedangkan syirik asghar tidak, akan tetapi mengurangi kadar tauhidnya.
  2. Pelaku syirik akbar kekal di neraka, sedangkan pelaku syirik asghar terancam masuk neraka, tetapi tidak kekal.
  3. Syirik akbar menghapuskan pahala seluruh amal, sedangkan syirik asghar hanya menghapus amal yang tercampur dengan syirik tersebut.
  4. Pelaku syirik akbar boleh diperangi, sedangkan pelaku syirik asghar tidak boleh diperangi.
  5. Syirik akbar tidak diampuni dosanya, sedangkan syirik asghar memungkinkan untuk diampuni dosanya, menurut sebagian ulama.

Ancaman bagi pelaku syirik akbar dan syirik asghar tersebut berlaku apabila mereka tidak mau bertaubat sebelum matinya. (Mutiara Faidah Kitab Tauhid, hal.37)

Bentuk-bentuk Syirik Asghar

1. Riya’

Riya’ adalah memperlihatkan amalan ibadah kepada manusia atau memperbagus amalan di hadapan manusia agar dipuji. Termasuk di dalamnya adalah memperdengarkan amalan kepada orang lain agar mendapat pujian (sum’ah). Jika sesorang melakukan seluruh amalnya agar dipuji dan dilihat manusia, tidak sedikit pun mengharap wajah Allah, maka dia telah melakukan kemunafikan akbar dan syirik akbar yang mengeluarkannya dari agama islam. Sedangkan jika seseorang dalam ibadahnya diniatkan untuk Allah sekaligus di dalamnya terdapat riya’ agar dilihat manusia, maka dia terjatuh ke dalam syirik asghar yang mengurangi kadar tauhidnya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Maukah kuberitahu tentang sesuatu yang lebih aku khawatirkan menimpa kalian daripada fitnah Dajjal? Para sahabat berkata, “Tentu saja”. Beliau bersabda, “Syirik yang tersembunyi, yaitu ketika sesorang berdiri mengerjakan shalat, dia perbagus shalatnya karena mengetahui ada orang lain yang memperhatikannya “ (H.R Ahmad dalam Musnadnya, dinilai hasan oleh Syaikh Al Albani)

Demikian contoh riya’dalam shalat. Ibadah-ibadah yang lain juga memungkin tercampuri riya’.

2. Bersandar kepada Sebab

Yaitu tidak bertawakal kepada Allah Ta’ala. Tawakal adalah menyerahkan segala urusan kepada Allah Ta’ala setelah mengambil sebab-sebab yang diijinkan secara syari’at. Misalnya jika kita sakit, maka kita ke dokter (mengambil sebab), setelah itu kita menyerahkan kesembuhan kita kepada Allah. Apa yang dikehendaki Allah, pasti terjadi dan yang tidak dikehendakiNya tidak akan terjadi. Jika seorang bersandar kepada sebab disertai keyakinan sebab tersebut yang mendatangkan manfaat dan madharat, maka dia terjatuh kedalam syirik akbar. Namun, jika seorang bersandar kepada sebab dan meyakini bahwa Allah yang mendatangkan manfaat dan madharat, maka dia terjatuh ke dalam syirik asghar.

3. Tathoyur (Anggapan Sial)

Tathoyur adalah menganggap sial seseorang atau benda tertentu atau selainnya. Contohnya adalah apa yang dilakukan pada masa jahiliyyah, jika seorang akan bepergian maka dia melepaskan seekor burung dan mengamatinya. Jika burung tersebut terbang ke arah kanan, maka dianggap pertanda baik, sehingga orang tersebut melaksanakan niatnya untuk bepergian. Tetapi jika burung tersebut terbang ke arah kiri, maka dianggap pertanda buruk, sehingga dia mengurungkan niatnya untuk bepergian. Maka termasuk tathoyur adalah keyakinan sebagian masyarakat kita yang menganggap bulan Suro (Al Muharram) adalah bulan sial, dan keyakinan yang semisalnya. Jika seorang melakukan tathoyur disertai keyakinan sesuatu tersebut yang mendatangkan manfaat dan madharat, maka dia terjatuh ke dalam syirik akbar. Namun, jika melakukan tathoyur disertai keyakinan bahwa Allah yang mendatangkan manfaat dan madharat, maka dia terjatuh ke dalam syirik asghar. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,” Thiyarah(tathoyur) adalah syirik, thiyarah adalah syirik, thiyarah adalah syirik.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi, Tirmidzi mengatakan hadits ini hadits hasan shahih).

4. Ruqyah Syirkiyah

Ruqyah adalah bacaan yang digunakan sebagai perlindungan untuk mengangkat bala’ atau menolaknya. Ruqyah syar’iyyah, bisa berupa dzikir dan do’a yang berasal dari Al Qur’an dan sunnah Nabi yang dibaca untuk dirinya sendiri atau untuk orang lain untuk melindungi dari kejelekan dengan berbagai jenisnya. Dan disyaratkan dalam ruqyah syar’iyyah, adanya keyakinan bahwa ruqyah tersebut hanyalah sebagai sebab dari berbagai sebab yang disyariatkan, sedangkan manfaat dan kesembuhan ada di tangan Allah Ta’ala. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Perlihatkanlah kepadaku ruqyah kalian, tidak mengapa ruqyah selama tidak ada unsur kesyirikan didalamnya”(HR. Muslim). Adapun ruqyah yang dilarang adalah ruqyah muharamah dan ruqyah syirkiyah. Disebut ruqyah muharamah jika bacaannya tidak diambil dari Al Qur’an dan hadits yang shahih, tetapi berupa mantra-mantra yang tidak dipahami maknanya. Jika meyakini bahwa ruqyah sebagai sebab yang mendatangkan manfaat dan menolak madharat dengan sendirinya, maka hukumnya syirik akbar.

5. Tamimah

Tamimah(jimat) adalah benda yang digantungkan atau dikalungkan pada anak kecil atau selainnya, yang digunakan untuk melindunginya dari bencana, baik untuk mengangkat bencana atau menolak bencana. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Barangsiapa menggantungkan tamimah(jimat), maka dia telah berbuat syirik”.(HR Ahmad dalam Musnadnya IV/154, Syeikh Al-Albani menshahikannya dalam Ash-Shahihah no.492). Tidaklah pantas seorang muslim menggantungkan dirinya kepada benda mati yang tidak bisa apa-apa, dengan meninggalkan Allah yang senantiasa melindungi hambaNya. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung” (QS. Al Imran : 173)

6. Bersumpah dengan Nama Selain Allah

Sumpah adalah pengagungan terhadap nama yang digunakan untuk bersumpah. Semisal dengan perkataan, ‘Demi Kehormatanku’, ‘Demi cintaku padamu’, dan yang semisalnya. Maka, barangsiapa bersumpah dengan nama selain Allah, berarti telah berbuat kesyirikan. Karena dia telah menjadikan tandingan bagi Allah ta’ala dalam pengagungan yang tidaklah layak ditujukan pengagungan tersebut, kepada selain Allah ta’ala. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa bersumpah dengan nama selain Allah, maka di telah berbuat kekafiran atau berbuat syirik” (HR. Tirmidzi no. 1535, Al-Arnauth mengatakan hadist ini, shahih). Yang dimaksud disini adalah syirik asghar, karena orang yang bersumpah dengan selain nama Allah, walaupun dia tidak berniat mengagungkan selain Allah tersebut, tetapi bisa mengantarkannya untuk mengagungkan selain Allah tersebut dengan pengagungan yang berlebihan. Sehingga, jika orang yang bersumpah ini mengagungkan selain Allah itu dengan pengagungan yang sama dengan Allah atau bahkan lebih, maka dia telah terjatuh ke dalam syirik akbar. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, “Ketahuilah sesungguhnya Allah melarang kalian untuk bersumpah dengan nama nenek moyang kalian. Barangsiapa ingin bersumpah, maka bersumpahlah dengan nama Allah atau lebih baik diam” (HR. Al-Bukhari no. 5643, 6155, 6156 dan Muslim no. 3104).

7. Menyekutukan Allah dengan MakhlukNya dengan Perkataan ‘dan’ atau Semisalnya.

Yang dimaksud adalah tidak boleh mensejajarkan penyebutan Allah ta’ala dengan makhlukNya dalam perkara-perkara yang makhluq punya peran untuk terjadinya perkara tersebut. Perkataan ‘dan’ itu menunjukkan kesejajaran, bukan menunjukkan urutan atau tingkatan. Misalnya adalah perkataan ‘ini adalah kebaikan yang datang dari Allah dan anda’, atau ‘ini tidaklah terjadi kecuali karena kehendak Allah dan kehendak Anda’, ‘saya sembuh karena pertolongan Allah dan dokter’ dan semisalnya. Maka siapa yang telah mengucapkan kalimat-kalimat tersebut, dia telah terjerumus dalam syirik asghar. Karena Allah ta’ala sajalah yang mengatur alam semesta, makhluq hanya sebagai perantara saja, dalam terjadinya perkara tersebut. Sehingga, jika ingin menyebutkan peran makhluk, katakanlah ‘ini adalah kebaikan yang datang dari Allah kemudian dari anda’, dan semisalnya. Sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah kamu mengatakan, ‘atas kehendak Allah dan kehendak si Fulan, tetapi atas kehendak Allah kemudian kehendak si fulan”. (HR. Abu Dawud no. 4980, Syeikh Al-Albani menshahikannya dalam Ash-Shahihah no. 137).

8. Mengaitkan Turunnya Hujan dengan Bintang

Semisal perkataan, ‘hujan turun karena bintang ini dan itu’. Jika seorang mengatakannya disertai keyakinan bahwa bintang tersebutlah yang menyebabkan hujan dengan sendirinya tanpa kehendak Allah, maka dia telah terjerumus kedalam syirik akbar. Dan jika seorang mengatakannya namun meyakini yang menurunkan hujan adalah Allah, bintang tersebut sebagai sebab saja, maka hukumnya syirik asghar. Karena dia telah menjadikan sebab yang tidak dijadikan Allah ta’ala sebagai sebab.

(Diringkas disertai perubahan dan tambahan dari kitab Tadzhib Tas-hil Aqidah Islamiyyah, hal 152-170).

Demikian sebagian dari bentuk-bentuk syirik asghar. Mudah-mudahan dengan mengenalnya, kita dapat menghindarinya sejauh-jauhnya. Sebagaimana perkataan shahabat Hudzaifah bin Yaman radhiyallahu ‘anhu, “Dahulu manusia bertanya kepada Rasulullah tentang hal-hal yang baik, tapi aku bertanya kepada beliau tentang hal-hal yang buruk supaya keburukan itu jangan sampai menimpaku. Ya Allah kami memohon perlindungan kepada-Mu jangan sampai kami menyekutukan-Mu dalam keadaan kami mengetahuinya dan kami memohon ampunan kepada-Mu untuk dosa yang tidak kami ketahui. Wa shallallahu ‘ala Muhammad, wa ‘ala alihi wa ashaabihi wa sallam. [Ferdiansyah Aryanto]

Fakta dan Pandangan Islam Tentang Hobi Belanja

Fakta  dan Pandangan Islam Tentang Hobi Belanja
Supermarket, mall-mall dan berbagai pusat perbelanjaan kini telah didirikan di mana-mana. Budaya konsumerisme masyarakat pun semakin melesat tiada tara. Di sisi lain, promosi produk barang juga semakin gencar dilakukan melalui berbagai media, dengan tawaran produk yang menggugah jiwa. Walhasil, jangan heran jika manusia di zaman ini sering menjadikan aktivitas belanja sebagai kegemaran yang acapka...li tak terkendali. Sehingga, secara sadar atau tak sadar, sikap hidup boros telah menjadi ‘panglima’ kehidupan kita. Bukankah Rasulullah telah memperingatkan kita dalam sabdanya, “Bagian wilayah negeri yang paling Allah cintai adalah masjid-masjidnya, dan bagian wilayah negeri yang paling Allah benci adalah pasar-pasarnya.” (HR. Muslim 1076)

Awas, Penyakit Shopaholic!

Aktivitas belanja lebih lekat dengan keseharian para wanita, karena dalam kultur di negeri kita, wanitalah yang kerapkali memainkan perannya dalam dunia perbelanjaan. Walaupun tidak sedikit juga, para lelaki yang ikut berperan dalam masalah berbelanja ini.

Wahai para muslimah, ada satu hal terkait dengan aktivitas belanja ini yang kiranya perlu kita waspadai. Yakni, ketika hati kita terlalu gandrung mendatangi berbagai pusat perbelanjaan, sampai taraf yang berlebihan. Ya, jika Anda terlalu hobi belanja, dan keranjingan sekali untuk menjejakkan kaki di pasar, mall-mall, supermarket dan berbagai pusat perbelanjaan, maka hati-hatilah! Bisa jadi, walau masih dalam taraf rendah sekalipun, Anda sedang terjangkiti penyakit ‘kecanduan belanja’ (shopaholic). Sehingga, dorongan untuk membeli barang-barang yang memikat hati kita tak lagi mampu dibendung. Uang kita pun berhamburan di kasir-kasir supermarket, tanpa mampu dimenej. Ekonomi keluarga pun bisa carut-marut karenanya. Na’udzubillah.

April Benson, seorang psikolog dari Manhattan, AS, dalam bukunya I Shop Therefore I Am : Compulsive Buying and the Search for Self While, mengungkap temuan menarik. Sembilan dari sepuluh orang wanita mengalami shopaholic atau kecanduan belanja. Orang-orang yang mengalami kecanduan belanja seringkali merasa cemas, gelisah, dan depresi ketika keinginannya berbelanja atau membeli suatu barang tidak kesampaian. Mereka merasa terdesak buat membeli suatu barang. Bahkan, wanita shopamaniac itu seringkali berbelanja sekadar untuk melepaskan diri dari kejenuhan. Tapi, kebiasaan ini menjadi rutinitas, tiap kali shopamaniac mengalami kejenuhan. Sampai akhirnya mereka kecanduan belanja. Mereka menjadi pecandu belanja (compulsive shoppers), yang secara populer sering disebut shopaholic; mirip dengan workaholic (kecanduan kerja) yang mencontek sebutan alcoholic bagi orang yang kecanduan alkohol.

April Benson mengklasifikasi beberapa penyebab seseorang menjadi pecandu belanja. Secara kejiwaan dia mengalami masa kecil yang kurang bahagia. Merasa ditolak, kurang diperhatikan, dan tak mendapatkan apa yang diinginkan. Ketika dewasa dan memiliki kehidupan finansial memadai, orang-orang ini mulai melepaskan ketegangan yang dialami waktu kecil. Tapi, kebanyakan tak bisa menghentikan kebiasaan ini, sehingga prosesnya berulang dan membuat kecanduan. Faktor lain yang ikut andil membuat orang jadi gila belanja, di antaranya adanya waktu luang yang tak termanfaatkan dengan baik, kurang percaya diri, dan gencarnya promosi barang dan jasa melalui berbagai media.

Syaikh Abdurrahman As-Suhaim di dalam bukunya Fitnah At-Tasawwuq mengatakan, “Beberapa waktu yang lalu, saya membaca sebuah riset terkait penyakit psikologis yang tersebar di kalangan kaum kafir. Sebelumnya saya mengira penyakit ini terbatas hanya ada di kalangan mereka, ternyata saya mendengar penyakit itu juga ada pada kalangan wanita muslimah. Tahukah Anda, penyakit apa itu? Ya, penyakit yang dikenal dengan istilah ‘kecanduan belanja’ atau ‘gila belanja’. Data statistik menunjukkan ada 800.000 pencandu belanja di Inggirs, dengan taraf yang mengkhawatirkan. Sementara di Amerika jumlahnya berlipat ganda, ada 3.500.000 penggila belanja! Di antara pecandu belanja ini, ada yang sampai pailit dan harus menjual semua kekayaan yang ia miliki. Selanjutnya banyak bermunculan klinik-klinik rehabilitasi kecanduan belanja.”

Untuk itu, waspadalah, wahai para muslimah! Kegiatan belanja Anda perlu dimenej secara baik, agar tidak berlebihan. Jangan sampai Anda termasuk orang yang terkena fitnah ‘pasar’ sebagai tempat yang paling dibenci Allah di muka bumi ini. Yakni, tatkala penyakit shopaholic terus berulang kali menimpa hati Anda!

Indahnya Perhiasan Zuhud

Seorang pecandu belanja jelas sekali ia terjebak ke dalam sikap boros yang dilarang oleh agama. Allah Ta’ala berfirman, “…Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan, dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Rabbnya.” (Al-Isra’ [17] : 26-27)

Jika ada seorang muslimah shopaholic, ia pun perlu dinasihati untuk mematrikan sikap zuhud dalam hatinya. Yakni, sikap yang tidak terlalu kemaruk kepada dunia, tidak terlalu rakus menjadikan dunia sebagai perburuan yang menggiurkan. Padahal, memburu sesuatu yang telah dijanjikan Allah di akhirat, itu lebih utama. Mencandui belanja itu sama halnya mencandui dunia, sedangkan ‘mencandui akhirat’ itu lebih strategis untuk menggapai keselamatan di dunia dan akhirat.

Aun bin Abdillah mengatakan, “Dunia dan akhirat di hati itu ibarat dua daun timbangan. Apa saja yang memberatkan yang satu akan meringankan yang lain.” Perihal bahaya ‘mencandui dunia’, Yahya bin Mu’ad bertutur, “Dunia itu arak setan. Barangsiapa mabuk karenanya, niscaya tidak akan sadar sampai ia berada di antara orang-orang yang sudah mati, menyesal bersama orang-orang yang merugi.” Abdullah bin Mas’ud berkata, “Bagi semua orang, dunia ini adalah tamu, dan harta itu adalah pinjaman. Setiap tamu pasti akan pergi lagi, dan setiap pinjaman pasti harus dikembalikan.”

Wahai para muslimah, kecanduan belanja merupakan sebuah bentuk ‘nafsu dunia’ yang harus dikendalikan. Bagi seorang muslimah, mendekatkan diri kepada Allah (taqarrub) dan selalu takut kepada-Nya (khauf), merupakan salah satu sarana untuk mengerem nafsu. Imam Ibnul Qayyim di dalam Tazkiyyah An-Nafs menegaskan, “Nafsu itu menyeru kepada sikap durhaka, dan mendahulukan kehidupan dunia. Sedangkan Allah Ta’ala menyeru hamba-Nya agar takut kepada-Nya dan menahan diri dari hawa nafsunya. Jadi, hati manusia itu ada di antara dua penyeru. Kadangkala ia condong kepada yang satu, dan kadang pula condong kepada yang lainnya. Disinilah letak ujian dan cobaan.”

Wallahu a’lam. Semoga Anda tidak menjadi ‘anak dunia’ yang mencanduinya, namun jadilah ‘anak akhirat’ yang senantiasa meniti jalan menuju kepada-Nya.

7 Keajaiban Dunia Vs 7 Keajaiban Allah

7 Keajaiban Dunia Vs 7 Keajaiban Allah
Suatu hari di sebuah kelas, sekelompok kelas geografi sedang mempelajari “Tujuh Kejaiban Dunia”pada awal pelajaran mereka disuruh untuk menuliskan tujuh keajaiban dunia yang mereka ketahui saat ini, walaupun ada beberapa tidak kesesuian,namun secara garis besar mereka menuliskan tujuh kejaiban dunia tersebut :
  1. Piramida
  2. Taj Mahal
  3. Tembok besar cina
  4. Kuil ankor
  5. Menara Eiffel
  6. Borobudur
  7. Dll dsb
Ketika mengumpulkan daftar tujuh kejaiban dunia dari para siswa, sang guru memperhatikan seorang pelajar, seorang gadis kecil pendiam, yang belum mengumpulkan tugasnya, lalu sang guru bertanya kepadanya apakah dia mempunyai kesulitan dengan tugasnya

Gadis pendiam itu menjawab

“yah sedikit, saya tidak bisa memilih karena sangat banyaknya”

Lalu sang guru berkata

“baik, katakan pada kami apa yang kamu miliki,dan mungkin kami bisa membantu memilihnya”

Gadis kecil itu ragu sejenak, kemudian membaca, ”saya fikir “Tujuh Keajaiban Dunia”adalah :
  1. Bisa Mendengar
  2. Bisa Melihat
  3. Bisa Menyentuh
  4. Bisa Menyayangi
  5. Bisa Merasakan
  6. Bisa Tertawa
  7. Bisa Mencintai
Ruang kelas seketika sunyi, alangkah mudahnya bagi kita untuk melihat eksploitasi manusia dan menyebutnya “keajaiban”. Sementara kita lihat apa yang diberikan Tuhan kepada kita, kita lebih suka melihatnya sebagai hal yang “Biasa”, semoga pada hari ini kita dapat merenungkan tentang segala hal yang betul-betul ajaib dalam kehidupan kita.