3.10.2018

PSP : 7 Indikator Kenikmatan Dunia

Assalamu'alaikum warahmatullahi wa barakatuh
Bagaimana kabar akhi wa ukhti sekalian? Semoga selalu dalam lindungan Allah yaa, Aamiiin. Alhamdulillah Pengajian Sabtu Pagi yang rutin dilaksanakan, istiqomah selalu. Nah pada artikel kali ini akan membahas isi dari PSP minggu ini yang diisi oleh Ibu Ratna. Mengenai "7 Indikator Kenikmatan Dunia"

Akhi wa ukhti sekalian. Siapa sih di dunia ini yang tidak ingin kenikmatan? Pasti semua ingin kenikmatan dunia pun akhirat. Memangnya apa itu Nikmat? Nikmat, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya Kesenangan, Kelezatan, Keenakan. Waduuh, pokoknya apapun yang enak-enak itulah nikmat. Secara syar'i Nikmat bisa diartikan sebagai segala pemberian dari Allah yang patut kita syukuri. Pernah dikasih kenikmatan? Selalu dong, nggak pernah Allah membiarkan hambaNya tanpa kenikmatan. Maka dari itu kita patut bersyukur Alhamdulillah. Sudah bersyukurkah anda hari ini? :)

Lalu apa saja standar kita sebagai Muslim akan nikmat/kesenangan itu? Apakah dengan kita berhura-hura menghabiskan harta untuk bermain main dan berfoya foya adalah standar kenikmatan kita? Yang kita cari adalah kenikmatan dunia yang berujung akhirat. Jadi berdasarkan Hadits Riwayat Ibnu Abas, menurut Rasulullah shalallahu'alaihi wassalam ada 7 indikator kenikmatan dunia, yaitu :

1. Hati yang selalu bersyukur. Jika hati kita bersukur, kita akan melakukan segala aktifitas dengan tenang dan tidak akan stres. Sepadat apapun aktifitas kita, bersyukurlah "Alhamdulillah" maka  akan menghadirkan ketenangan hati dan obesi tidak terlalu tinggi. Niatkan karena Allah, supaya tidak hanya mendapat lelah tapi juga ilmu dan pahala.
2. Pasangan hidup yang shalih / shalihah. Karena akan selalu mengajak kepada kebaikan dan membuat hati menjadi tentram. Istri shalihah akan senantiasa sabar dan memotivasi dalam pelayanan terhadap suami. Suami yang sholeh akan memimpin keluarga kecilnya menjadi keluarga yang sakinah, mawadah, warahmah, Insya Allah. Maka kita harus memperbaiki diri kita dari sekarang, karena jodoh merupakan cerminan diri kita.
3. Anak yang shaleh dan shalehah. Anak merupakan harta yang sangat berharga. Rasulullah juga pernah bersabda yang artinya bahwa 3 amalan yang tidak akan putus yaitu Sedekah jariyah, Ilmu yang bermanfaat, dan Doa anak yang sholeh. Kita sebagai anak harus selalu birul walidain dan mendoakannya untuk menyenangkan hati orang tua kita. Karena pengorbanan kita merawat orang tua yang sudah renta tidak akan pernah setimpal dengan pengorbanan orang tua merawat kita dari bayi.
4. Lingkungan yang Kondusif. Tentu lingkungan yang baik, bersama orang-orang yang selalu mengajak kita kepada kebaikan adalah nikmat. Jika ingin memperoleh nikmat ini, maka mulai dari diri kita sendiri yang menciptakan lingkungan sholih.
5. Harta yang Halal. Sungguh kenikmatan dunia jika memperoleh harta dari jalan yang halal. Harta yang halal meskipun sedikit akan lebih berkah dan mententramkan hidup kita dibandingkan bergelimang harta dari cara yang haram. Allah SWT berfirman :

الَّذِينَ يَأْكُلُونَ الرِّبَا لَا يَقُومُونَ إِلَّا كَمَا يَقُومُ الَّذِي يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطَانُ مِنَ الْمَسِّ ۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ قَالُوا إِنَّمَا الْبَيْعُ مِثْلُ الرِّبَا ۗ وَأَحَلَّ اللَّهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبَا ۚ فَمَنْ جَاءَهُ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّهِ فَانْتَهَىٰ فَلَهُ مَا سَلَفَ وَأَمْرُهُ إِلَى اللَّهِ ۖ وَمَنْ عَادَ فَأُولَٰئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ ۖ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ


Artinya : Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. (Q. S. Al Baqarah ayat 275)
Jadi sudah tahu kan mana harta yang halal maupun haram. Semoga kita terhindar dari perkara yang haram.
6. Semangat Memahami Pengetahuan Agama Islam. Menuntut ilmu Agama hukumnya wajib. Belajar ilmu agama bisa dari mana saja. Apalagi dengan perkembangan IPTEK yang semakin maju, Tholabul'ilmi semakin mudah. Eits, tapi harus jelas sumbernya yaa. Yang terpenting dari menuntut ilmu agama adalah bukan hanya main dalil dan teori, tetapi prakteknya dalam kehidupan sehari-hari. Ya iyalah, Allah dan RasulNya kan sudah menunjukan jalan yang benar untuk kehidupan kita, maka harus dipraktekan.
7. Umur yang Berkah. Maksudnya bukan umur yang panjang, percuma saja umur yang panjang tetapi tidak berkah, tidak akan nikmat. Umur yang berkah adalah selama kita hidup, selama kita masih diberi umur, melakukan segala aktifitas yang bermanfaat. Karena sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lain. Kita hidup tidak asal hidup, jadikan kehidupan kita berarti bagi orang lain, hal itu akan menjadikan hidup kita terasa nikmat.

Itulah pemaparan mengenai 7 Indikator Kenikmatan Dunia yang insyaallah akan mengantarkan kita kepada kebahagiaan akhirat juga. Semoga kita semua diberi kemudahan oleh Allah untuk dapat mengamalkan hal-hal yang tersebut diatas. Supaya hidup kita tenang dan nikmat karena Allah. Yuk mengamalkan. Bagikan bila kiranya bermanfaat yaa, insyaallah akan menambah pahala juga. Semangat Istiqomah Akhi wa Ukhti sekalian ^_^
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

No comments:

Post a Comment