12.29.2009

Telur dan Cangkangnya

Bukan cangkang tujuan Allah menciptakannya, tapi isinya itulah tujuan diciptakannya. Semakin kokoh cangkangnya semakin terlindungi isinya, namun jika terlalu kuat cangkangnya maka semakin sulit kita memecahkannya, dan tidak mungkin kita memanfaatkannya. Namun sehebat apapun cangkangnya, sekokoh apapun kulitnya. Tidak akan ada manfaatnya jika tidak Ada isinya. Ketika Suatu saat pecah, orang akan tau betapa busuknya telor itu, dan tak ada satupun yang mau mendekat.

Amanah kita, jabatan kita, harta kita, pakaian kita semua yang dhohir yang ada pada kita, termasuk pujian dan hinaan yang singgah kepada kita semua adalah cangkangnya. Tetapi jangan menjadikan semua cangkang itu semakin mendominasi kita menjadikan kita sulit untuk mengambil manfaatnya dari isinya. Jangan pula kita terlalu terlena dengan cangkang-cangkang itu dan melupakan semua isi yang kita miliki. Jika tidak maka kebusukan akan segera tercium dan setiap orang akan meninggalkan diri kita ketika setiap orang tahu siapa diri kita.

12.23.2009

Saudariku, Bagaimanakah Engkau Bergaul?

Berlebihan dalam bergaul adalah penyakit parah yang menyebabkan segala maksiat. Berapa banyak kenikmatan yang dihilangkan oleh percampuran dan pergaulan? Berapa banyak permusuhan yang ditanamkan oleh pergaulan? Berapa banyak pergaulan menanamkan di dalam hati pengaruh-pengaruh yang dapat menghancurkan gunung yang kukuh, sedangkan pengaruh tersebut di dalam hati tidak dapat hilang?

Maka, di dalam pergaulan yang berlebihan terdapat kerugian dunia dan akhirat. Hendaknya seorang hamba hanya mengambil pergaulan sekadar kebutuhan dan menjadikan manusia di dalam pergaulan itu menjadi empat bagian. Bila salah satu bagian bercampur dengan bagian lainnya dan tidak membedakan bagian-bagian itu, maka akan masuk kepadanya kejahatan.

Pertama, teman bergaul itu laksana makanan, tidak mungkin bisa ditinggalkan pada waktu siang dan malam. Apabila ia telah mengambil kebutuhannya dari orang itu, ia akan meninggalkan pergaulan dengannya. Apabila ia membutuhkannya lagi, maka ia akan kembali padanya, begitu seterusnya. Orang macam ini lebih kuat dari api yang merah. Mereka itu adalah para ulama yang tahu tentang Allah dan perintah-Nya, tipuan-tipuan musuh-Nya, penyakit-penyakit hati dan obat-obatnya. Bergaul dengan kelompok ini membawa keuntungan yang sebesar-besarnya.

Kedua, teman bergaul itu laksana obat. Yaitu, yang dibutuhkan ketika datang penyakit. Maka, selama engkau sehat, engkau tidak perlu bergaul dengannya. Mereka itu adalah orang-orang yang tidak boleh tidak, pasti kamu bergaul dengannya dalam kemaslahatan kehidupan. Mereka adalah orang-orang yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup atau orang yang dibutuhkan dalam macam-macam hubungan pekerjaan, hubungan sosial, bermusyawarah dan pengobatan dan lain-lainnya. Apabila engkau telah menyelesaikan kebutuhanmu dari bergaul dengan kelompok ini, maka akan ada kelompok ketiga.

Ketiga, mereka adalah orang yang bergaul dengannya bagaikan penyakit dengan berbagai macam tingkatan, bentuk, kekuatan dan kelemahannya. Di antara mereka ada yang bergaul dengannya bagaikan penyakit yang ganas dan penyakit menahun. Teman seperti ini tidak memberikan keuntungan baik dalam agama maupun dalam kehidupan dunia. Malah, jika engkau bergaul dengannya, engkau akan merugi dalam agama dan dunia atau salah satu dari keduanya. Orang macam ini, jika engkau bergaul dengannya dan berhubungan erat denganmu, maka ia bagaikan penyakit kematian yang sangat mengerikan.

Di antara mereka ada yang bagaikan penyakit gigi, sangat menyiksamu. Jika ia meninggalkan kamu, maka rasa sakitnya akan hilang. Ada juga teman bergaul yang seperti penyakit demam. Yaitu, orang yang berat bicara dan dibenci pikirannya. Dia adalah orang yang tidak baik pembicaraannya sehingga engkau dapat mengambil manfaat (dari pembicaraannya). Dia tidak pandai mendengarkan sehingga ia dapat mengambil manfaat darimu. Dia tidak mengetahui dirinya, sehingga ia metelakkannya sesuai posisinya.

Bahkan, kalau berbicara, maka bicaranya seperti tongkat, memukul hati para pendengar. Sedangkan, ia merasa bangga dan senang dengan perkatannya. Maka, dia bagaikan mengeluarkan kentut dari mulutnya setiap kali berbicara. Sedangkan, dia menyangka bahwa ia bagaikan parfum yang mengharumkan majelis. Apabila dia diam, maka ia lebih berat dari setengah penggilingan padi yang besar yang tidak kuat di bawa atau ditarik di atas tanah.

Imam Syafi’i berkata, “Tidak ada seorangpun yang duduk di sampingku dari orang yang berat kecuali aku dapatkan di sisi tempat ia berada lebih rendah dari sisi yang lain.” Suatu hari aku melihat di sisi syaikh kami (Ibn Taimiyah -guru Ibnul Qoyyim) seorang dari jenis ini. Syaikh membawanya, sedangkan saya sudah melemah kekuatanku untuk membawanya. Maka, syaikh menoleh kepadaku dan berkata, ‘Mempergauli orang yang berat bagaikan demam empat (demam yang datang setiap hari keempat). Akan tetapi, ruh kita telah kecanduan penyakit demam. Sehingga, sudah menjadi kebiasaannya.’ Atau sebagaimana yang ia katakan.”

Secara umum, mempergauli penentang demam bagi ruh adalah perkara yang terhamparkan dan mesti ada. Barangsiapa yang dunia tidak berpihak kepadanya, yaitu dengan diuji dengan satu orang semacam ini, maka dia tidak harus mempergauli dan mencampurinya. Hendaklah ia bergaul dengan orang jenis ini dengan baik sehingga Allah menjadikan baginya jalan keluar.

Keempat, teman bergaul yang hanya akan mendatangkan kebinasaan bagaikan memakan racun. Jika kebetulan menemaninya, maka hendaklah ia makan penawar racun. Kalau diberikan taufik akan mendapatkan obat yang menyelamatkan dari racun ini, yaitu seorang teman yang shalih yang akang menyelamatkan dari musibah ini. Kalau tidak (mendapatkan teman yang shalih), maka lebih baik di-ta’ziyah (karena kebinasaannya). Alangkah banyaknya orang macam ini di kalangan manusia, semoga Allah tidak meperbanyak orang macam ini. Mereka itu adalah ahli bid’ah dan kesesatan. Mereka adalah orang-orang yang menentang sunnah Rasulullah bahkan menyerukan kepada yang sebaliknya. Mereka adalah orang-orang yang mencegah dari jalan Allah dan mengharapkannya bengkok. Maka, mereka menjadikan bid’ah menjadi sunnah dan menjadikan sunnah mejadi bid’ah. Mereka menjadikan yang ma’ruf menjadi munkar dan menjadikan yang munkar menjadi ma’ruf.

Jika kamu sucikan tauhid diantara mereka, mereka mengatakan, “Kamu mencela kemuliaan para wali dan orang-orang saleh”. Jika kamu murnikan ittiba’ mengikuti Rasulullah, mereka berkata, “Kamu telah memusnahkan para ulama yang patut diikuti.” Jika kamu menyifatkan Allah dengan sifat-sifat yang Allah sifatkan dirinya sendiri dan sifat-sifat yang disifatkan oleh Rasulullah tanpa berlebihan dan kekurangan, mereka mengatakan, “Kamu adalah orang-orang musyabbihin (yang menyerupakan Allah).”

Jika kamu memerintahkan sesuai dengan apa yang Allah dan Rasul-Nya perintahkan dari perbuatan baik dan kamu melarang sesuai dengan apa yang Allah dan Rasul-Nya larang dari perbuatan munkar, maka mereka mengatakan, “Kamu adalah orang-orang yang terkena fitnah”. Jika kamu mengikuti sunnah dan meninggalkan yang bertentangan dengannya, maka mereka mengatakan, “Kamu termasuk orang-orang ahli bid’ah yang menyesatkan”.

Apabila kamu memutuskan tali keduniaan karena hanya beribadah menuju Allah dan kamu tinggalkan mereka berkubang dalam bangkai dunia, maka mereka mengatakan, “Kamu adalah termasuk orang-orang yang terkacaukan”. Jika kamu meninggalkan apa yang telah kamu kerjakan dan kamu mengikuti hawa nafsu mereka, maka kamu di sisi Allah termasuk orang-orang yang merugi dan di sisi mereka termasuk orang-orang yang munafik.

Pegangan yang terkuat adalah hanya dengan mencari keridhaan Allah dan Rasul-Nya dengan cara membuat marah mereka. Jangan pedulikan teguran-teguran dan cacian-cacian mereka. Jangan hiraukan celaan dan kebencian mereka. Karena itu adalah inti dari kesempurnaanmu, sebagaimana dikatakan dalam syair.

Dan apabila datang pencelaanku dari orang-orang yang kurang, maka itu adalah saksi sesunnguhnya aku yang lebih baik.

Dan sungguh menambahkan kecintaanku kepada diriku, bahwa diriku dibenci oleh orang yang tidak berguna.

Semoga Allah memberikan shalawat dan salam kepada junjuan kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam beserta keluarganya dan para sahabatnya serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan biak sampai hari pembalasan.

Dikutip dari kitab Tafsir Surah Mu’awadzatain, Surat Al-Falaq dan An-Naas Melindungi dari Kejahatan Jin dan Manusia, Imam Ibnu Al-Qoyyim Al-Jauziyah, Akbar,2002

***

Artikel muslimah.or.id

12.22.2009

Agar Anak Tidak Menjadi Teroris



Gambar : http://kabarnet.files.wordpress.com

Betapa hancur hati kedua orangtua, tatkala dikabarkan kepada mereka ternyata anaknya –yang selama ini dikenal sebagai anak baik-baik dan pendiam– diciduk aparat kepolisian karena terlibat jaringan terorisme. Orangtua yang lain pun shock begitu mendengar anaknya tewas dalam aksi peledakan. Sementara itu, teman-temannya serasa tidak percaya mendengar berita bahwa anak yang selama ini mereka kenal sebagai anak baik, supel, dan ramah, ternyata terlibat aksi terorisme!!
Demikianlah, betapa menyedihkan. Nyata jaringan terorisme telah berhasil menyeret anak-anak baik dari putra-putra kaum muslimin dalam aksi biadab yang bertentangan dengan agama dan akal sehat tersebut.
Tentunya, kita bertanya-tanya bagaimana anak-anak muslimin bisa terseret jaringan terorisme? Melalui pintu apa terorisme bisa masuk ke alam pikiran mereka sehingga mereka tertarik dan mau mengikutinya?
Pembaca, kaum muslimin yang dirahmati oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala…
Akar munculnya terorisme adalah dari paham sempalan Khawarij. Suatu paham ekstrem dalam beragama, yang membuahkan sikap merasa benar sendiri, kemudian serampangan dalam memahami dan mengamalkan dalil-dalil syariat, lepas dari bimbingan para ulama, yang berujung pada pengkafiran semua pihak yang bertentangan dengan pendapatnya, termasuk mengkafirkan pemerintah kaum muslimin.
Gerakan terorisme yang pertama kali muncul dalam sejarah Islam adalah di akhir masa Khilafah ’Utsman bin ’Affan radhiyallahu ‘anhu, yang diprakarsai oleh seorang Yahudi, Abdullah bin Saba’, dengan menampilkan slogan keadilan dan benci kezaliman. Sebagai korban pertama kali adalah sang khalifah Utsman bin ’Affan radhiyallahu ‘anhu sendiri! Kemudian semakin gencar pada masa kekhalifahan ’Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, yang beliau sendiri pun menjadi korban aksi terorisme tersebut. Merekalah kelompok sempalan Khawarij, yang tumbuh menggerogoti dan menghancurkan Islam. Di atas paham mengkafirkan orang-orang yang bertentangan dengan mereka, dan berlanjut menghalalkan darah mereka, terutama pemerintah muslimin, yang telah mereka vonis sebagai pemerintah kafir. Itu semua mereka lakukan atas nama agama.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam jauh-jauh hari telah memberitakan kemunculan kelompok sesat ini, lengkap dengan ciri-ciri dan sifat-sifatnya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
سَيَخْرُجُ فِي آخِرِ الزَّمَانِ قَوْمٌ أَحْدَاثُ الْأَسْنَانِ سُفَهَاءُ الْأَحْلاَمِ يَقُوْلُوْنَ مِنْ قَوْلِ خَيْرِ الْبَرِيَّةِ، يَقْرَءُوْنَ الْقُرْآنَ لاَ يُجَاوِزُ حَنَاجِرَهُمْ، يَمْرُقُوْنَ مِنَ الدِّينِ كَمَا يَمْرُقُ السَّهْمُ مِنَ الرَّمِيَّةِ
”Akan keluar di akhir zaman suatu kaum yang muda-muda umurnya, pendek akalnya. Mereka mengatakan ucapan sebaik-baik manusia. Mereka membaca Al-Qur’an, tapi tidak melewati kerongkongan mereka. Mereka melesat (keluar) dari (batas-batas) agama seperti melesatnya anak panah menembus binatang buruannya.” (HR. Al-Bukhari no. 3611, 5057, 6930; Muslim no. 1066)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyifati mereka sebagai:
هُمْ شَرُّ الْخَلْقِ وَالْخَلِيْقَةِ
”Mereka adalah sejahat-jahat makhluk.” (HR. Muslim no. 1067)
Maka apabila pada anak-anak kaum muslimin ada kecenderungan mengkritisi pemerintah muslimin, selalu menentang kebijakan pemerintah muslimin, bahkan berani memvonis kafir terhadap pemerintah muslimin tanpa bimbingan para ulama, maka hati-hati dan waspadalah! Ini merupakan bibit paham takfir (mudah mengkafirkan kaum muslimin), yang merupakan benih awal untuk seseorang berani menghalalkan darah pemerintah muslimin dan siapapun yang mereka anggap membela dan mendukung pemerintah. Ujung-ujungnya, mengantarkan mereka untuk berani melakukan aksi kekerasan yang dilabeli sebelumnya sebagai jihad. Inilah awal mula seseorang terseret dalam aksi terorisme.
Kesalahan fatal berikutnya, yang mengantarkan anak-anak kaum muslimin untuk tertarik dengan gerakan terorisme adalah semangat berjihad yang besar dan kebencian yang besar terhadap orang-orang kafir, namun tidak disertai dengan pemahaman yang benar tentang apa itu jihad, bagaimana aturan Islam tentang masalah jihad, serta orang kafir manakah yang boleh untuk diperangi?
Tidak diragukan lagi, bahwa jihad merupakan puncak Islam yang tertinggi. Orang-orang kafir adalah musuh-musuh Islam yang harus dibenci dan diperangi oleh kaum muslimin. Namun, dalam agama Islam ada aturan dan tuntunan yang harus dipahami dengan benar dan tidak boleh dilanggar. Hal inilah yang tidak dipahami dengan baik oleh mereka yang terlibat dalam aksi terorisme tersebut. Karena memang di antara sifat dan ciri-ciri mereka adalah pendek akalnya dan cupet (Bhs. Jawa: dangkal) cara pandangnya. Tak heran bila aksi terorisme (baca: kebodohan) yang mereka lakukan tersebut merusak citra Islam dan mencemarkan nama baik kaum muslimin, terkhusus lagi nama baik orang-orang yang istiqamah di atas agamanya.
Sebagai contoh, bahwa dalam syariat Islam tidak semua orang kafir boleh dibunuh. Kafir dzimmi, kafir mu’ahad, dan kafir musta’min, dalam Islam jiwanya terlindungi, tidak boleh dibunuh. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ قَتَلَ مُعَاهَدًا لَمْ يَرِحْ رَائِحَةَ الْجَنَّةِ وَإِنَّ رِيْحَهَا لَيُوْجَدُ مِنْ مَسِيْرَةِ أَرْبَعِيْنَ عَامًا
“Barangsiapa membunuh seorang kafir mu’ahad, maka dia tidak akan mencium aroma wangi jannah (surga). (Padahal) sesungguhnya aroma wangi jannah itu didapati (tercium) sejauh perjalanan 40 tahun.” (HR. Al-Bukhari no. 3166, 6914, An-Nasa’i no. 4764, Ibnu Majah no. 2736, dan Ahmad 5/36)
Adapun orang kafir yang boleh diperangi dan dibunuh adalah kafir harbi, yaitu orang-orang kafir yang memerangi muslimin, tidak ada antara muslimin dengan mereka perjanjian, dzimmah, tidak pula jaminan keamanan.
Kita perlu waspada pula, apabila seorang mulai kagum dan mengidolakan tokoh-tokoh teroris semacam Usamah bin Laden, Aiman Azh-Zhawahiri, seraya menganggapnya sebagai tokoh ulama besar yang diikuti ucapan dan fatwa-fatwanya. Sebagai contoh, aktor peledakan bom Bali yang bernama Imam Samudra. Dia menganggap tokoh-tokoh teroris panutannya di atas sebagai ulama dan menyejajarkannya dengan para ulama besar Ahlus Sunnah. Padahal, sifat dasar para khawarij, pelaku aksi teror tersebut ,adalah sama sekali lepas dari bimbingan para ulama besar Ahlus Sunnah wal Jama’ah dalam memahami dan mengaplikasikan dalil-dalil syariat.
Lebih rumit lagi, orang-orang yang terlibat dalam jaringan terorisme, ternyata bukanlah orang-orang yang jauh dari agama. Sebaliknya mereka adalah orang yang zhahirnya sangat dekat kepada agama, menampakkan syi’ar-syi’ar Islam dalam penampilan dan pakaian mereka, serta sangat rajin beribadah. Bahkan aksi teror yang mereka lakukan tersebut diyakini dalam rangka memperjuangkan Islam dan merupakan bagian dari ajaran Islam!!
Sikap komitmen terhadap ajaran agama, berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah merupakan sikap yang harus kita jalankan. Tidak boleh bagi kaum muslimin untuk menjauh atau apriori terhadap Islam dan bimbingan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Namun sikap berpegang teguh terhadap agama tersebut harus berdasarkan manhaj (metode pemahaman) yang benar, dengan bimbingan para ulama sejati dari kalangan Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Alhamdulillah, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah meninggalkan umatnya di atas petunjuk yang sangat jelas. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menegaskan:
وَايْمُ اللهِ قَدْ تَرَكْتُكُمْ عَلَى مِثْلِ الْبَيْضَاءِ، لَيْلُهَا وَنَهَارُهَا سَوَاءٌ
“Demi Allah, aku tinggalkan kalian di atas (agama) yang terang-benderang. Kondisi malam dan siangnya sama.” (HR. Ibnu Majah no. 5. Lihat Ash-Shahihah no. 688)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga telah menggariskan manhaj yang benar dalam memahami dan mengaplikasikan agama ini, yaitu dengan sabda beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ فَسَيَرَى اخْتَلاَفًا كَثِيْرًا، فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ الْمَهْدِيِّينَ مِنْ بَعْدِي، عَضُّوْا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ
”Sesungguhnya orang yang hidup di antara kalian (sepeninggalku), dia akan mendapati perselisihan yang banyak. Maka wajib atas kalian untuk berpegang dengan sunnah (bimbingan)ku dan sunnah para Khulafa’ Rasyidin sepeninggalku. Gigitlah sunnah tersebut dengan gigi geraham kalian.” (HR. Abu Dawud no. 4607, At-Tirmidzi no. 2676. Lihat Ash-Shahihah no. 937)
Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda tentang jalan yang benar dalam memahami Islam:
مَا أَنَا عَلَيْهِ الْيَوْمَ وَأَصْحَابِي
”Jalan/prinsip yang aku (Rasulullah) berada di atasnya hari ini dan juga para sahabatku.” (HR. At-Tirmidzi no. 2641, Ath-Thabarani 1/256. Lihat Ash-Shahihah no. 203, 204)
Jika kita tidak memerhatikan prinsip di atas, akan menyebabkan salah dalam memahami dan mengaplikasikan dalil-dalil agama yang membuahkan sikap ekstrem dan menyimpang dalam beragama.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mencela sikap ekstrem tersebut dalam sabda beliau:
“Binasalah orang-orang yang ekstrem, binasalah orang-orang yang ekstrem, binasalah orang-orang yang ekstrem.” (HR. Muslim no. 2670). Wallahu a’lam.
(diambil dari www.assalafy.org)

Fatwa-fatwa Penting Seputar ‘Asyura`

Hukum Bersandar Pada Kalender dalam Penentuan Shiyâm (Puasa) Hari ‘Asyûra (10 Muharram).

Pertanyaan : Saya seorang pemuda yang telah diberi hidayah oleh Allah dengan cahaya Al-Haq. Saya ingin melaksanakan Shiyâm ‘âsyûrâ` dan semua shiyâm pada hari-hari yang utama di luar Ramadhân. Apakah boleh terkait dengan shiyâm ‘âsyûra` saya bersandar pada kalender dalam penentuan masuknya bulan Muharram, ataukah berhati-hati dengan cara bershaum sehari sebelum dan sesudah itu lebih utama? Jazâkumullâh Khairan.

Asy-Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz rahimahullah menjawab :

Tetap wajib atasmu untuk bersandar kepada ru’yatul hilâl. Namun ketika tidak ada ketetapan ru`yah maka engkau menempuh cara ihtiyâth, yaitu dengan menyempurnakan bulan Dzulhijjah menjadi 30 hari. Semoga Allah memberikan taufiq kepada kita semua.

[diterbitkan di majalah Ad-Da’wah edisi 1687 tanggal 29 / 12 / 1419 H. lihat Majmû’ Fatâwâ wa Maqâlât Mutanawwi’ah XV/402, fatwa no. 157 ]

===

Hukum Memperhatikan Hilâl Tanda Masuknya Bulan Muharram

Pertanyaan : Banyak dari kaum muslimin yang bershaum (berpuasa) pada hari ‘âsyûrâ` dan benar-benar mementingkannya karena mereka mendengar dari para da’i tentang dalil-dalil yang memberikan motivasi dan dorongan untuk mengamalkannya. Maka kenapa umat tidak diarahkan untuk benar-benar memperhatikan hilâl Muharram, sehingga kaum muslimin mengetahui (masuknya bulan Muharram) setelah disiarkan atau disebarkan melalui berbagai media massa?

Asy-Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz rahimahullah menjawab :

Shiyâm para hari ‘Âsyûrâ` merupakan ibadah sunnah yang disukai bershaum padanya. Nabi shalallahu’alaihi wa sallam bershaum pada hari tersebut demikian juga para shahabat juga bershaum pada hari tersebut, dan sebelumnya Nabi Musa ‘alaihissalam juga bershaum pada hari tersebut sebagai bentuk syukur kepada Allah, karena hari tersebut (10 Muharram) merupakan hari yang Allah menyelamatkan Nabi Musa u dan kaumnya, serta Allah binasakan Fir’aun dan kaumnya. Maka Nabi Musa ‘alaihissalam dan Bani Israil bershaum pada hari tersebut sebagai bentuk syukur kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Kemudian Nabi shalallahu’alaihi wa sallam bershaum juga pada hari itu dalam rangka bersyukur kepada Allah dan mencontoh Nabiyullâh Musa. Dulu kaum jahiliyyah juga biasa bershaum pada hari itu.

Kemudian Nabi shalallahu’alaihi wa sallam menekankan shaum tersebut kepada umat ini. Kemudian ketika Allah menurunkan kewajiban shaum Ramadhan, maka beliau bersabda : “Barangsiapa yang mau silakan bershaum pada hari itu, barangsiapa yang mau boleh meninggalkannya.” [HR. Al-Bukhâri 5402, Muslim 1125]

Nabi shalallahu’alaihi wa sallam memberitakan bahwa shaum tersebut menghapuskan dosa-dosa setahun sebelumnya. Yang utama adalah dengan diiringi bershaum sehari sebelum atau sesudahnya, dalam rangka menyelisihi kaum Yahudi, karena Nabi shalallahu’alaihi wa sallam bersabda : “Bershaumlah sehari sebelumnya atau sehari setelahnya.” [HR. Ahmad] dalam riwayat lain dengan lafazh : “Bershaumlah kalian sehari sebelumnya dan sehari setelahnya.”

Jadi kalau diiringi dengan bershaum sehari sebelumnya atau sehari setelahnya, atau bershaum pada hari sebelumnya dan sehari setelahnya, yakini bershaum tiga hari sekaligus (9, 10, 11 Muharram) maka itu semua adalah bagus, dan padanya terdapat penyelisihan terhadap musuh-musuh Allah.

Adapun berupaya mencari kepastian malam ‘âsyûrâ`, maka itu merupakan perkara yang tidak harus. Karena shaum tersebut adalah nâfilah bukan kewajiban. Maka tidak harus mengajak untuk memperhatikan hilâl (Muharram). Karena seorang mukmin kalau dia keliru, sehingga ternyata dia bershaum sehari sebelumnya atau sehari setelahnya maka itu tidak memadharatkannya. Dia tetap mendapat pahala yang besar. Oleh karena itu tidak wajib untuk memperhatikan masuknya bulan (Muharram) dalam rangka itu (shaum), karena shaum tersebut hanya nâfilah saja.

[Majmû’ Fatâwâ wa Maqâlât Mutanawwi’ah XV/401 - 402, fatwa no. 156 ]

===

Apakah Harus mengqadha` Shaum ‘Asyura yang Terlewatkan

Pertanyaan : “Barangsiapa yang tiba hari ‘Asyura dalam keadaan haidh, apakah dia harus mengqadha’nya? Apakah ada qaidah yang menjelaskan mana dari puasa nafilah yang harus diqadha` dan mana yang tidak? Jazakallah Khairan.

Asy-Syaikh Al-’Utsaimin rahimahullah menjawab :

Ibadah Nafilah ada dua jenis : Jenis yang ada sebabnya, dan jenis yang tidak ada sebabnya. Nafilah yang ada sebabnya, maka dia tidak ada jika sebabnya tidak ada, dan tidak perlu diqadha`. Contohnya shalat tahiyyatul masjid. Jika seseorang datang ke masjid langsung duduk dan duduknya tersebut sudah berlangsung lama, kemudian ia hendak melakukan shalat tahiyyatul masjid. Maka shalat yang ia lakukan bukanlah shalat tahiyyatul masjid. Karena shalat tersebut memiliki sebab, terkait dengan sebab. Jika sebabnya hilang, maka hilang pula pensyari’atannya.

Termasuk dalam jenis ini pula -yang tampak- adalah shaum hari ‘Arafah dan shaum hari ‘Asyura. Apabila seseorang tertinggal dari shaum ‘Arafah dan shaum ‘Asyura` tanpa ada udzur, maka tidak diragukan lagi ia tidak perlu mengqadha`, dan tidak ada manfaatnya kalau pun dia mengqadha`. Adapun jika terlewat pada seseorang (puasa tersebut) dalam kondisi dia ada ‘udzur, seperti perempuan haidh, nifas, atau orang sakit, maka dia juga tidak perlu mengqadha`. Karena itu khusus pada hari tertentu, hukumnya hilang dengan berlalunya hari tersebut.

[Liqa’atil Babil Maftuh]

===

Hukum Melakukan Shaum Nafilah Bagi Orang yang Masih Punya Hutang Shaum Ramadhan

Pertanyaan : Apa hukum melaksanakan shaum sunnah, -seperti shaum 6 hari bulan Syawwal, shaum 10 pertama bulan Dzulhijjah, dan shaum ‘Asyura-, bagi seorang yang memiliki hutang Ramadhan yang belum ia bayar?

Asy-Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz rahimahullah menjawab :

Yang wajib bagi seorang yang memiliki hutang qadha` Ramadhan untuk mendahulukan qadha` sebelum ia melakukan shaum Nafilah. Karena ibadah wajib lebih penting daripada ibadah nafilah, menurut pendapat yang paling benar di antara berbagai pendapat para ‘ulama.

[Majmû’ Fatâwâ wa Maqâlât Mutanawwi’ah XV/394-395, fatwa no. 152 ]

===

Hukum Bergembira atau Bersedih Pada Hari ‘Asyura

Apakah boleh menampakkan kegembiraan, atau sebaliknya menampakkan kesedihan pada hari ‘Asyura?

Asy-Syaikh Al-’Utsaimin rahimahullah menjawab :

“Adapun hari ‘Asyura`, sesungguhnya Nabi shalallahu’alaihi wa sallam ditanya tentang shaum pada hari itu, maka beliau menjawab : “Menghapuskan dosa setahun yang telah lewat.” Yakni tahun sebelumnya. Tidak ada pada hari tersebut sedikitpun syi’ar-syi’ar hari perayaan (’Id). Sebagaimana pada hari tersebut tidak ada sedikitpun syi’ar-syi’ar hari perayaan (’Id), maka juga tidak ada pada hari tersebut sedikitpun syi’ar-syi’ar kesedihan. Maka menampakkan kesedihan atau kegembiraan, keduanya sama-sama menyelisihi sunnah. Tidak ada riwayat dari Nabi shalallahu’alaihi wa sallam tentang hari ‘Asyura tersebut kecuali melakukan shaum, di samping juga beliau shalallahu’alaihi wa sallam memerintahkan kita untuk bershaum juga sehari sebelumnya, atau sehari setelahnya agar kita berbeda dengan Yahudi yang mereka biasa bershaum pada hari itu saja.”

[Majmu’ Fatawa Ibni ‘Utsaimin II/231]

(Sumber http://www.assalafy.org/mahad/?p=295)

Hadits Web 3.0


HaditsWeb disusun oleh Sofyan Efendi, untuk dijadikan sebagai salah satu referensi dalam mempelajari hadits. Website ini adalah website saya yang ketiga. Sebelumnya saya sudah membuat OPI-Homepage, yaitu website yang membahas perancangan sistem kendali atau kontrol otomatis berbasis PC dan Microprosesor yang diaplikasikan pada System Pengaman Kebakaran Otomatis. Serta website saya yang kedua adalah AccessWeb Indonesia, yaitu website yang membahas lengkap teori dan tutorial Microsoft Access dan pemrogramannya.

HaditsWeb adalah website yang berisi hadits-hadits, yang Insya Allah senantiasa diupdate atau ditambah setiap beberapa waktu tertentu. Sumber yang digunakan sebagai bahan penulisan website ini berasal dari kitab-kitab hadits yang Insya Allah dapat dipercaya, dan juga dari website-website Islam lainnya yang didalamnya terdapat bahasan mengenai hadits.

Beberapa fitur di dalamnya :
1. Al Quran dan Terjemah
2. Ringkasan Shohih Bukhori
3. Kumpulan hadits dari Shohih Muslim
4. Ringkasan Syarah Hadits Arba'in An-Nawawi
5. Bulughul Marom Min Adillatil Ahkam
6. 1100 Hadits Terpilih
7. Sejarah Singkat Ahli Hadits
8. Artikel Tentang Hadits

Apabila anda ingin mendownload aplikasi tersebut, silahkan
klik disini .zip

Sumber : http://opi.110mb.com



HUKUM MEMPERINGATI HARI IBU

Oleh: Asy-Syaikh Muhammadn bin Sholih Al-’Utsaimin


Dengan semakin gencarnya iklan-iklan yang menyerukan peringatan hari ibu di negeri ini (Kuwait), maka sebagai realitas dari sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam

الدين النصيحة, قلنا: لمن؟ قال: “لله, ولكتابه, ولرسوله, ولأئمة المسلمين, وعامتهم” (رواه مسلم).

“Agama adalah nasehat”. Kami bertanya:’Bagi siapa?’, Rasul bersabda:”Untuk Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya, para pemimpin kaum muslimin, dan umumnya mereka” (HR. Muslim).

Berikut kami nukilkan fatwa Syaikh Muhammad bin Sholih Al-’Utsaimin rahimahullah Ta’ala berkenaan dengan peringatan hari ibu.

Soal: Apa hukum memperingati hari ibu?

Jawab: Sesugguhnya setiap hari raya yang menyelisihi hari raya syar’I adalah bid’ah semuanya, tidak dikelnal dimasa salafus sholih. Bahkan bisa jadi, hari raya itu berasal dari non muslim yang di dalamnya terdapat kebid’ahan dan tasyabuh (menyerupai) musuh-musuh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Hari raya syar’I yang dikenal umat Islam adalah; Idul Fithri, Adul Adhah dan Ied dalam sepekan yaitu hari Jum’at. Di dalam Islam tidak ada hari raya kecuali hanya tiga, semua perayaan yang ada selain yang tiga ini adalah tertolak dan bathil menurut syari’at Allah Subhanahu wa Ta’ala berdasarkan sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam:

من أحدث في أمرنا هذا ما ليس منه فهو رد

”Barangsiapa yang mengadakan perkara-perkara yang baru dalam urusanku ini (Islam) yang tidak bersumber darinya, maka amalan tersebut akan tertolak”.

Dalam riwayat lain berbunyi:

من عمل عملا ليس عليه أمرنا فهو رد

“Barangsiapa yang beramal dengan suatu amalan yang bukan dari urusanku (Islam), maka amalan tersebut tertolak”.

Bila hal itu dijelaskan, maka perayaan hari ibu tidak diperbolehkan. Tidak boleh mengadakan simbol-simbol perayaan seperti kegembiraan, kebahagiaan, penyerahan hadiah dan lain sebagainya. Seorang muslim wajib memuliakan agamanya dan bangga dengannya dan hendaknya membatasi diri dengan ketentuan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya dalam agama yang lurus yang telah diridloi Allah Ta’ala untuk hamba-Nya, tidak ditambah maupun dikurangi.

Seorang muslim seharusnya tidak ikut-ikutan, mengikuti setiap bunyi burung gagak. Tetapi haruslah membentuk kepribadiannya sesuai dengan ketentuan syari’at Allah Azza wa Jalla, sehingga menjadi ikutan, bukan sekedar menjadi pengikut, menjadi contoh bukan yang mencontoh. Karena syari’at Allah –alhamdulillah- adalah sempurna dilihat dari sisi manapun, sebagiaman firman Allah:

…الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإِسْلاَمَ دِينًا فَمَنِ اضْطُرَّ فِي مَخْمَصَةٍ غَيْرَ مُتَجَانِفٍ لِّإِثْمٍ فَإِنَّ اللّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ (3) سورة المائدة

“Pada hari ini telah Ku sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku dan telah Ku-ridloi Islam itu menjadi agama bagimu” (QS. Al-Maidah: 3).

Haknya seorang ibu lebih besar daripada sekedar disambut sehari dalam setahun. Bahkan seorang ibu mempunyai hak yang harus dilakukan oleh anak-anaknya, yaitu memelihara dan memperhatikannya serta menta’atinya dalam hal-hal yang tidak maksiat kepada Allah Azza wa Jalla disetiap waktu dan tempat.


Dinukil dari Majmu’ Fatawa, 2/300-301 soal no. 353.

Contact

Rohani Islam SMA Negeri 2 Purwokerto.
Sekretariat : Mushola At-Tahrim SMA Negeri 2 Purwokerto
Jl Jenderal Gatot Soebroto 69, Purwokerto Telepon (0281)635057-638906
Contact Person : 085222230642(Luthfie MA)
email/YM : rohissmadha@yahoo.com

12.21.2009

Bulan Muharram (disebut Suro, Jw) Bukan Bulan Sial

Bulan Muharram telah tiba, jangan mengadakan hajatan pada bulan ini, nanti bisa sial.” Begitulah kata sebagian sebagian orang di negeri ini. Ketika hendak mengadakan hajatan, mereka memilih hari/bulan yang dianggap sebagai hari/bulan baik yang bisa mendatangkan keselamatan atau barakah. Dan sebaliknya, mereka menghindari hari/bulan yang dianggap sebagai hari-hari buruk yang bisa mendatangkan kesialan atau bencana. Seperti bulan Muharram (Suro) yang sudah memasyarakat sebagai bulan pantangan untuk keperluan hajatan. Bahkan kebanyakan mereka meyakininya sebagai prinsip dari agama Islam. Apakah memang benar hal ini disyariatkan atau justru dilarang oleh agama?

Maka simaklah kajian kali ini, dengan penuh tawadhu’ untuk senantiasa menerima kebenaran yang datang dari Al Qur’an dan As Sunnah sesuai yang telah dipahami oleh para sahabat Rasulullah ?.

Apa Dasar Mereka Menentukan Bulan Suro Sebagai Pantangan Untuk Hajatan?

Kebanyakan mereka sebatas ikut-ikutan (mengekor) sesuai tradisi yang biasa berjalan di suatu tempat. Ketika ditanyakan kepada mereka, “Mengapa anda berkeyakinan seperti ini ?” Niscaya mereka akan menjawab bahwa ini adalah keyakinan para pendahulu atau sesepuh yang terus menerus diwariskan kepada generasi setelahnya. Sehingga tidak jarang kita dapati generasi muda muslim nurut saja dengan “apa kata orang tua”, demikianlah kenyataannya.

Para pembaca sekalian, dalil “apa kata orang tua”, bukanlah jawaban ilmiah yang pantas dari seorang muslim yang mencari kebenaran.
Apalagi permasalahan ini menyangkut baik dan buruknya aqidah seseorang. Maka permasahan ini harus didudukkan dengan timbangan Al Qur’an dan As Sunnah, benarkah atau justru dilarang oleh agama?
Sikap selalu mengekor dengan apa kata orang tua dan tidak memperdulikan dalil-dalil syar’i, merupakan perbuatan yang tercela. Karena sikap ini menyerupai sikap orang-orang Quraisy ketika diseru oleh Rasulullah ? untuk beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Apa kata mereka? (artinya):
“Sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak (nenek moyang) kami menganut suatu agama (bukan agama yang engkau bawa –pent), dan sesungguhnya kami orang-orang yang mendapat petunjuk dengan (mengikuti) jejak mereka.” (Az Zukhruf: 22)

Jawaban seperti ini juga mirip dengan apa yang dikatakan oleh kaum Nabi Ibrahim ? ketika mereka diseru untuk meninggalkan peribadatan kepada selain Allah.
“Kami dapati bapak-bapak kami berbuat demikian (yakni beribadah kepada berhala, pen).” (Asy Syu’ara’: 74)

Demikian juga Fir’aun dan kaumnya, mengapa mereka ditenggelamkan di lautan? Ya, mereka enggan untuk menerima seruan Nabiyullah Musa, mereka mengatakan:
“Apakah kamu datang kepada kami untuk memalingkan kami dari apa yang kami dapati nenek moyang kami mengerjakannya …” (Yunus: 78)
Kaum ‘Aad yang telah Allah ? binasakan juga mengatakan sama. Ketika Nabi Hud ? menyeru mereka untuk mentauhidkan Allah dan meninggalkan kesyirikan, mereka mengatakan:
“Apakah kamu datang kepada kami, agar kami menyembah Allah saja dan meninggalkan apa yang biasa disembah oleh bapak-bapak kami?” (Al A’raf: 70)

Apa pula yang dikatakan oleh kaum Tsamud dan kaum Madyan kepada nabi mereka, nabi Shalih dan nabi Syu’aib?
Mereka berkata: “Apakah kamu melarang kami untuk menyembah apa yang disembah oleh bapak-bapak kami?…” (Hud: 62)
“Wahai Syu’aib, apakah agamamu yang menyuruh kami agar kami meninggalkan apa yang disembah oleh bapak-bapak kami …” (Hud: 87)
Demikianlah, setiap rasul yang Allah utus, mendapatkan penentangan dari kaumnya, dengan alasan bahwa apa yang mereka yakini merupakan keyakinan nenek moyang mereka.
“Dan apabila dikatakan kepada mereka: Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah. Mereka menjawab: (Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami.” (Al Baqarah: 170)

Lihatlah, wahai pembaca sekalian, mereka menjadikan perbuatan yang dilakukan oleh para pendahulu mereka sebagai dasar dan alasan untuk beramal, padahal telah nampak bukti-bukti kebatilan yang ada pada mereka.
“(Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk?” (Al Baqarah: 170)

Agama Islam yang datang sebagai petunjuk dan rahmat bagi semesta alam, telah mengajarkan kepada umatnya agar mereka senantiasa mengikuti dan mengamalkan agama ini di atas bimbingan Allah ? dan Rasul-Nya ?. Allah berfirman (artinya):
“Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Rabbmu dan janganlah kamu mengikuti pemimpin-pemimpin selain-Nya.” (Al A’raf: 3)

Sudah Ada Sejak Zaman Jahiliyyah
Mengapa sebagian kaum muslimin enggan untuk mengadakan hajatan (walimah, dan sebagainya) pada bulan Muharram atau bulan-bulan tertentu lainnya?

Ya, karena mereka menganggap bahwa bulan-bulan tersebut bisa mendatangkan bencana atau musibah kepada orang yang berani mengadakan hajatan pada bulan tersebut, Subhanallah. Keyakinan seperti ini biasa disebut dengan Tathayyur (تَطَيُّر) atau Thiyarah (طِيَرَة), yakni suatu anggapan bahwa suatu keberuntungan atau kesialan itu didasarkan pada kejadian tertentu, waktu, atau tempat tertentu.
Misalnya seseorang hendak pergi berjualan, namun di tengah jalan dia melihat kecelakaan, akhirnya orang tadi tidak jadi meneruskan perjalanannya karena menganggap kejadian yang dilihatnya itu akan membawa kerugian dalam usahanya.

Orang-orang jahiliyyah dahulu meyakini bahwa Tathayyur ini dapat mendatangkan manfaat atau menghilangkan mudharat. Setelah Islam datang, keyakinan ini dikategorikan kedalam perbuatan syirik yang harus dijauhi. Dan Islam datang untuk memurnikan kembali keyakinan bahwa segala sesuatu itu terjadi atas kehendak Allah dan membebaskan hati ini dari ketergantungan kepada selain-Nya.
“Ketahuilah, sesungguhnya kesialan mereka itu adalah ketetapan dari Allah, akan tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.” (Al A’raf: 131)

Tathayyur Termasuk Kesyirikan Kepada Allah
Seseorang yang meyakini bahwa barangsiapa yang mengadakan acara walimahan atau hajatan yang lain pada bulan Muharram itu akan ditimpa kesialan dan musibah, maka orang tersebut telah terjatuh ke dalam kesyirikan kepada Allah ?.
Rasulullah ? yang telah mengkabarkan demikian, dalam sabdanya:

الطِّـيَرَةُ شِـرْكٌ

“Thiyarah itu adalah kesyirikan.” (HR. Ahmad dan At Tirmidzi)

Para pembaca, ketahuilah bahwa perbuatan ini digolongkan ke dalam perbuatan syirik karena beberapa hal, di antaranya:
1. Seseorang yang berthiyarah berarti dia meninggalkan tawakkalnya kepada Allah ?. Padahal tawakkal merupakan salah satu jenis ibadah yang Allah ? perintahkan kepada hamba-Nya. Segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi, semuanya di bawah pengaturan dan kehendak-Nya, keselamatan, kesenangan, musibah, dan bencana, semuanya datang dari Allah ?.
Allah berfirman (artinya):
“Sesungguhnya aku bertawakkal kepada Allah Rabbku dan Rabbmu, tidak ada suatu makhluk pun melainkan Dialah yang memegang ubun-ubunnya (menguasai sepenuhnya).” (Hud: 56)
2. Seseorang yang bertathayyur berarti dia telah menggantungkan sesuatu kepada perkara yang tidak ada hakekatnya (tidak layak untuk dijadikan tempat bergantung). Ketika seseorang menggantungkan keselamatan atau kesialannya kepada bulan Muharram atau bulan-bulan yang lain, ketahuilah bahwa pada hakekatnya bulan Muharram itu tidak bisa mendatangkan manfaat atau menolak mudharat. Hanya Allah-lah satu-satunya tempat bergantung. Allah berfirman (artinya):
“Allah adalah satu-satunya tempat bergantung.” (Al Ikhlash: 2)

Para pembaca, orang yang tathayyur tidaklah terlepas dari dua keadaan;
Pertama: meninggalkan semua perkara yang telah dia niatkan untuk dilakukan.
Kedua: melakukan apa yang dia niatkan namun di atas perasaan was-was dan khawatir.
Maka tidak diragukan lagi bahwa dua keadaan ini sama-sama mengurangi nilai tauhid yang ada pada dirinya.

Bagaimana Menghilangkannya?
Sesungguhnya syariat yang Allah turunkan ini tidaklah memberatkan hamba-Nya. Ketika Allah dan Rasul-Nya melarang perbuatan tathayyur, maka diajarkan pula bagaimana cara menghindarinya.
‘Abdullah bin Mas’ud, salah seorang shahabat Rasulullah telah membimbing kita bahwa tathayyur ini bisa dihilangkan dengan tawakkal kepada Allah.

Tawakkal yang sempurna, dengan benar-benar menggantungkan diri kepada Allah dalam rangka mendapatkan manfaat atau menolak mudharat, dan mengiringinya dengan usaha. Sehingga apapun yang menimpa seseorang, baik kesenangan, kesedihan, musibah, dan yang lainnya, dia yakin bahwa itu semua merupakan kehendak-Nya yang penuh dengan keadilan dan hikmah.
Rasulullah juga mengajarkan do’a kepada kita:

اللَّهُمَّ لاَ خَيْرَ إِلاَّ خَيْرُكَ وَ لاَ طَيْرَ إِلاَّ طَيْرُكَ وَ لاَ إِلهَ غَيْرُكَ

“Ya Allah, tidaklah kebaikan itu datang kecuali dari-Mu, dan tidaklah kesialan itu datang kecuali dari-Mu, dan tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Engkau.” (HR. Ahmad)

Hakekat Musibah
Suatu ketika, Allah menghendaki seseorang untuk tertimpa musibah tertentu. Ketahuilah bahwasanya musibah itu bukan karena hajatan yang dilakukan pada bulan Muharram, tetapi musibah itu merupakan ujian dari Allah.
Orang yang beriman, dengan adanya musibah itu akan semakin menambah keimanannya karena dia yakin Allah menghendaki kebaikan padanya.

مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُصِبْ مِنْهُ

“Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan padanya, Allah akan timpakan musibah padanya.” (HR. Al Bukhari)
Ketahuilah, wahai pembaca, bahwa musibah yang menimpa seseorang itu juga merupakan akibat perbuatannya sendiri. Allah berfirman (artinya):
“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu, maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri …” (Asy Syura: 30)
Yakni disebabkan banyaknya perbuatan maksiat dan kemungkaran yang dilakukan manusia.

Tinggalkan Tathayyur, Masuk Al Jannah Tanpa Hisab dan Tanpa Adzab
Salah satu keyakinan Ahlussunnah adalah bahwa orang yang mentauhidkan Allah dan membersihkan diri dari segala kesyirikan, ia pasti akan masuk ke dalam Al Jannah. Hanya saja sebagian dari mereka akan merasakan adzab sesuai dengan kehendak Allah dan tingkat kemaksiatan yang dilakukannya.

Namun di antara mereka ada sekelompok orang yang dijamin masuk ke dalam Al Jannah secara langsung, tanpa dihisab dan tanpa diadzab. Jumlah mereka adalah 70.000 orang, dan tiap-tiap 1.000 orang darinya membawa 70.000 orang. Siapakah mereka?
Mereka adalah orang-orang yang telah disifati Rasulullah dalam sabdanya:

هُمُ الَّذِيْنَ لاَيَسْتَرْقُوْنَ وَلاَ يَكْتَوُوْنَ وَلاَ يَتَطَيَّرُوْنَ وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُوْنَ

“Mereka adalah orang-orang yang tidak minta diruqyah, tidak minta dikay (suatu pengobatan dengan menempelkan besi panas ke tempat yang sakit), tidak melakukan tathayyur, dan mereka bertawakkal kepada Rabbnya.” (Muttafaqun ‘Alaihi)

Meraka dimasukkan ke dalam Al Jannah tanpa dihisab dan tanpa diadzab karena kesempurnaan tauhid mereka. Ketika ditimpa kesialan atau kesusahan tidak disandarkan kepada hari/bulan tertentu atau tanda-tanda tertentu, namun mereka senantiasa menyerahkan semuanya kepada Allah.

Semoga tulisan yang singkat ini, dapat memberikan nuansa baru bagi saudara-saudaraku yang sebelumnya tidak mengetahui bahaya tathayyur dan semoga Allah selalu mencurahkan hidayah-Nya kepada kita semua. Amiin.

(Sumber http://www.assalafy.org/mahad/?p=31)

Kiamat 2012 Mengguncang Aqidah

Gambar : suhuomtatok.wordpress.com

Kiamat 2012 mengguncang dunia, demikian headline di beberapa media massa akhir-akhir ini, ternyata isi beritanya tentang sambutan gegap gempita dari masyarakat dunia terhadap sebuah film yang bercerita tentang terjadinya kiamat pada tahun 2012 . Film ini diangkat dari ramalan bangsa Maya kuno paganis yang berasal dari Meksiko, bahwa “kiamat” yang dimaksud akan terjadi pada 21 Desember 2012.

Berbicara tentang ramalan kiamat sebenarnya bukan hal baru, banyak sekali paranormal dan tukang ramal sejak dulu telah menyesatkan masyarakat dengan ramalan waktu terjadinya kiamat, namun satu yang pasti: semua ramalan tersebut tidak pernah terbukti sama sekali. Anehnya masih banyak juga yang mau percaya, bahkan rela merogoh kocek hanya demi menonton film tersebut.

Meski kami tahu, alhamdulillah kaum muslimin pada umumnya tidak mudah terpengaruh untuk percaya dengan ramalan-ramalan tersebut, bahkan ada seorang muslim yang sangat awam mengatakan, “kiamat di tangan Allah bukan di tangan orang-orang Hollywood”.

Akan tetapi kewajiban kita sebagai muslim untuk saling menasihati, mengingatkan saudara-saudara kita, ternyata ada bahaya besar di balik film tersebut, yaitu bahaya atas aqidah seorang muslim.


Ilmu ghaib hanya milik Allah Subhanahu wa Ta’ala

Apa yang akan terjadi di masa depan temasuk perkara ghaib, tidak ada yang memiliki ilmunya, baik malaikat, manusia maupun jin, kecuali Allah Ta’ala. Ini adalah salah satu pokok keimanan yang harus diyakini oleh setiap hamba.

Maka termasuk kesyirikan:
1. Apabila seorang mengaku mengetahui ilmu ghaib,
2. Apabila seorang mempercayai ada selain Allah yang mengetahui ilmu ghaib.
Karena pengetahuan tentang ilmu ghaib merupakan kekhususan bagi Allah Tabaraka wa Ta’ala. Sebagaimana yang ditegaskan Allah Ta’ala dalam banyak ayat, diantaranya:

قُلْ لَا يَعْلَمُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ الْغَيْبَ إِلَّا اللَّهُ وَمَا يَشْعُرُونَ أَيَّانَ يُبْعَثُونَ

“Katakanlah, “Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui hal ghaib, kecuali Allah Ta’ala” Dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan.” (QS. An-Naml: 65)

وَعِنْدَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَا إِلَّا هُوَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَمَا تَسْقُطُ مِنْ وَرَقَةٍ إِلَّا يَعْلَمُهَا وَلَا حَبَّةٍ فِي ظُلُمَاتِ الْأَرْضِ وَلَا رَطْبٍ وَلَا يَابِسٍ إِلَّا فِي كِتَابٍ مُبِينٍ
“Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib, tak ada yang mengetahuinya melainkan Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan dan tidak sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahui, dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (lauhul mahfudz)” (QS. Al-An`am: 59)


Hukum mempercayai ramalan

Kewajiban setiap hamba untuk mengimani bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala sajalah yang mengetahui ilmu ghaib. Oleh karenanya, barangsiapa yang mempercayai ramalan dukun, paranormal, tukang ramal ataupun ramalan bintang tentang masa depan berarti dia telah menyekutukan Allah Tabaraka wa Ta’ala. Nabi shallallahu’alaihi wa sallam menegaskan:

مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ فقد كفر بما أنزل على محمد صلى الله عليه وسلم

“Barangsiapa yang mendatangi paranormal lalu membenarkan ucapannya, maka ia telah kafir dengan apa yang diturunkan kepada Muhammad –shallallahu’alaihi wa sallam-.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi, dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahihut Targhib no. 3047)

Bahkan sekedar bertanya tanpa membenarkan atau mempercayai ucapan paranormal tersebut mengakibatkan tertolaknya sholat seseorang selama 40 hari, tanpa menggugurkan kewajiban sholat darinya. Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَىْءٍ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلاَةٌ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً

“Barangsiapa yang mendatangi paranormal lalu bertanya kepadanya tentang sesuatu, maka tidak diterima sholatnya selama 40 malam.” (HR. Muslim no. 5957)

Dan termasuk dalam hal ini apabila seorang membaca ramalan-ramalan bintang (zodiak), feng shui, primbon dan semisalnya yang biasa tersebar di media massa dan ia mempercayainya maka itu adalah kesyirikan kepada Allah Ta’ala. Jika sekedar membacanya tanpa meyakininya maka termasuk dosa besar (lihat At-Tamhid Li Syarhi Kitabit Tauhid, Asy-Syaikh Sholih Alusy Syaikh hafizhahullah, hlm. 489-490).


Kapan terjadi kiamat termasuk ilmu ghaib, hanya Allah Tabaraka wa Ta’ala yang memiliki ilmunya

Tidak diragukan lagi bahwa pengetahuan tentang waktu terjadinya kiamat adalah termasuk perkara ghaib, hanya Allah Ta’ala saja yang tahu kapan terjadinya kiamat, tidak ditampakkan kepada makhluk-Nya karena suatu hikmah. Allah Ta’ala berfirman:

يَسْأَلُكَ النَّاسُ عَنِ السَّاعَةِ قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ اللَّهِ وَمَا يُدْرِيكَ لَعَلَّ السَّاعَةَ تَكُونُ قَرِيبًا
“Mereka bertanya kepadamu tentang (kapan datangnya) hari kiamat. Katakanlah, “Sesungguhnya pengetahuan tentang kapan datangnya hari kiamat itu hanyalah di sisi Allah.” Dan tahukah kamu (wahai Muhammad) boleh jadi hari kiamat itu sudah dekat waktunya.” (QS. Al-Ahzab: 63)
يَسْأَلُونَكَ عَنِ السَّاعَةِ أَيَّانَ مُرْسَاهَا قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ رَبِّي لَا يُجَلِّيهَا لِوَقْتِهَا إِلَّا هُوَ ثَقُلَتْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ لَا تَأْتِيكُمْ إِلَّا بَغْتَةً يَسْأَلُونَكَ كَأَنَّكَ حَفِيٌّ عَنْهَا قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ اللَّهِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
“Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: “Bilakah terjadinya?” Katakanlah: “Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Rabbku; tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan secara tiba-tiba.” Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: “Sesungguhnya pengetahuan tentang hari kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”.” (QS Al-A’raf: 187)
Bahkan malaikat yang paling mulia sekalipun, yaitu Jibril ‘alaihissalam dan Rasul yang paling mulia, yaitu Nabi Muhammad shallallahu’alaihi wa sallam juga tidak mengetahui kapan terjadinya kiamat.
Sehingga ketika Jibril ‘alaihissalam datang dalam bentuk seorang laki-laki dan bertanya kepada Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam, “kapan terjadinya kiamat”, sebuah pertanyaan untuk mengajarkan kepada para sahabat bahwa tidak ada yang mengetahui kapan terjadinya kiamat kecuali Allah ‘Azza wa Jalla, maka dijawab oleh Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam: “Tidaklah orang yang ditanya lebih tahu dari yang bertanya.” (sebagaimana dalam hadits yang panjang, yang dikenal dengan istilah hadits Jibril, diriwayatkan oleh al-Imam Muslim, lihat hadits Arba’in ke-2).
----------
1.Demikian opini umum yang tersebar di tengah masyarakat dan media massa, terlepas dari benar tidaknya film tersebut bercerita tentang kiamat atau sekedar bencana alam. Sampai-sampai salah seorang paranormal terkenal di negeri ini sok mengatakan, “paranormal tidak bisa menembus tahun 2013”.

Maka untuk meluruskan kesalah pahaman sebagian saudara kami tentang tulisan ini maka kami tegaskan bahwa artikel ini bukan sebagai “resensi” ataupun “bantahan ilmiah” terhadap film tersebut, melainkan untuk meluruskan aqidah kaum muslimin (yaitu kesyirikan ramal-meramal) dan menutup celah penyimpangannya. Adapun tentang film itu sendiri sudah dimaklumi kalau berisi gambar bernyawa, menampakkan aurat, membuang-buang harta dan waktu dan kemungkaran-kemungkaran lainnya, sebagaimana film-film yang lain

(Sumber http://ahlussunnah-jakarta.com/artikel_detil.php?id=410)

Bentuk Kekafiran dari sisi lain: Mendustakan hadits-hadits tentang tanda-tanda kiamat

Termasuk bagian dari rukun iman yang kelima, yaitu beriman dengan hari kiamat adalah mengimani terjadinya tanda-tanda kiamat. Hal tersebut telah dijelaskan dalam banyak ayat dan hadits yang shahih, bahkan sebagiannya mutawatir. Diantaranya dalam hadits Abu Sarihah Hudzaifah bin Asid al-Ghifari radiyallahu’anhu:

اطَّلَعَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- عَلَيْنَا وَنَحْنُ نَتَذَاكَرُ فَقَالَ مَا تَذَاكَرُونَ. قَالُوا نَذْكُرُ السَّاعَةَ. قَالَ إِنَّهَا لَنْ تَقُومَ حَتَّى تَرَوْنَ قَبْلَهَا عَشْرَ آيَاتٍ. فَذَكَرَ الدُّخَانَ وَالدَّجَّالَ وَالدَّابَّةَ وَطُلُوعَ الشَّمْسِ مِنْ مَغْرِبِهَا وَنُزُولَ عِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ -صلى الله عليه وسلم- وَيَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ وَثَلاَثَةَ خُسُوفٍ خَسْفٌ بِالْمَشْرِقِ وَخَسْفٌ بِالْمَغْرِبِ وَخَسْفٌ بِجَزِيرَةِ الْعَرَبِ وَآخِرُ ذَلِكَ نَارٌ تَخْرُجُ مِنَ الْيَمَنِ تَطْرُدُ النَّاسَ إِلَى مَحْشَرِهِمْ.

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memperhatikan kami ketika sedang berbincang-bincang. Beliau berkata, “Apa yang sedang kalian perbincangkan?” Kami menjawab, “Kami sedang berbincang-bincang tentang hari kiamat.” Beliau bersabda:

“Tidak akan terjadi hari kiamat hingga kalian melihat sepuluh tanda.” Lalu beliau menyebutkan, “[1] Dukhan (asap yang meliputi manusia), [2] keluarnya Dajjal, [3] Daabah (binatang yang bisa berbicara), [4] terbitnya matahari dari barat, [5] turunnya ’Isa bin Maryam ‘alaihimassalam, [6] keluarnya Ya’juj dan Ma’juj, [7,8,9] terjadinya tiga longsor besar (dibenamkan ke dalam bumi) di timur, di barat dan di jazirah Arab, yang terakhir adalah [10] keluarnya api dari Yaman yang menggiring manusia ke tempat berkumpulnya mereka”.” (HR. Muslim no. 7467)

Dari kesepuluh tanda-tanda kubro ini yang paling jelas pengingkarannya pada tanda yang kelima, yaitu tentang turunnya Nabi ‘Isa ‘alaihissalam, karena dalam hadits yang shahih diterangkan bahwa lama tinggal Nabi ‘Isa ‘alaihissalam di bumi adalah selama 40 tahun, kemudian beliau meninggal dunia dan disholati oleh kaum muslimin (sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan al-Imam Ahmad, Abu Dawud dan dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Ash-Shahihah no. 2182).

Sedangkan ramalan kiamat bangsa Maya akan terjadi pada 21 Desember 2012, berarti jaraknya tinggal 3 tahun lebih sedikit, padahal Nabi ‘Isa ‘alaihissalam akan tinggal di bumi selama 40 tahun. Ini jelas penyesatan dan pendustaan secara tidak langsung terhadap hadits Nabi shallallahu’alaihi wa sallam yang mulia, satu dari dua wahyu Allah (al-Qur’an dan al-Hadits).

Demikian pula, termasuk tanda kubro sebelum turunnya Nabi ‘Isa ‘alaihissalam, adalah diangkatnya Imam Mahdi sebagai pemimpin tunggal kaum muslimin dan beliau akan berkuasa selama 7 atau 8 tahun (dan Nabi ‘Isa ‘alaihissalam turun pada masa kepemimpinan beliau) (sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Hakim dan dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Ash-Shahihah no. 711).

Juga tidak akan terjadi kiamat sebelum kaum muslimin mengalahkan kaum penjajah dan teroris sejati: Yahudi, sebagaimana sabda Nabi shallallahu’alaihi wa sallam:

لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُقَاتِلَ الْمُسْلِمُونَ الْيَهُودَ فَيَقْتُلُهُمُ الْمُسْلِمُونَ حَتَّى يَخْتَبِئَ الْيَهُودِىُّ مِنْ وَرَاءِ الْحَجَرِ وَالشَّجَرِ فَيَقُولُ الْحَجَرُ أَوِ الشَّجَرُ يَا مُسْلِمُ يَا عَبْدَ اللَّهِ هَذَا يَهُودِىٌّ خَلْفِى فَتَعَالَ فَاقْتُلْهُ. إِلاَّ الْغَرْقَدَ فَإِنَّهُ مِنْ شَجَرِ الْيَهُودِ

“Tidak akan terjadi kiamat sebelum kaum muslimin memerangi orang Yahudi. Maka kaum muslimin membunuh mereka sampai orang Yahudi bersembunyi di belakang batu dan pohon; maka batu dan pohon itu berkata, “Wahai Muslim, wahai hamba Allah, inilah orang Yahudi di belakangku, kemarilah dan bunuhlah,” kecuali pohon gharqad, karena sesungguhnya ia adalah pohonnya Yahudi.” (HR. Muslim no. 7523)

Sebagaimana kaum muslimin pada akhir zaman dengan pertolongan Allah juga akan menundukkan semua kekuatan orang-orang kafir di muka bumi ini. Dan sudah dimaklumi bahwa pembuat film ini adalah seorang Yahudi, sehingga tidak berlebihan kalau kita bertanya-tanya, apakah ini gambaran ketakutan mereka kepada kaum muslimin, sekaligus ingin memadamkan semangat jihad plus mengkaburkan aqidah kaum muslimin!?

Dan masih banyak hadits lain tentang tanda-tanda kiamat yang mungkin didustakan dalam ramalan tersebut.

Sejatinya, ketika terjadi kiamat tidak ada lagi orang beriman di muka bumi ini, karena Allah Ta’ala telah mewafatkan semua orang yang beriman sebelum terjadinya kiamat. Sehingga yang menyaksikan terjadinya kiamat hanyalah orang-orang kafir, bahkan mereka adalah seburuk-buruknya manusia yang tersisa di muka bumi ini. Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ مِنْ شِرَارِ النَّاسِ مَنْ تُدْرِكُهُ السَّاعَةُ وَهُمْ أَحْيَاءٌ وَمَنْ يَتَّخِذُ الْقُبُورَ مَسَاجِدَََََ

“Sesungguhnya diantara makhluk yang paling buruk di sisi Allah adalah orang yang masih hidup ketika terjadinya kiamat dan orang yang menjadikan kuburan sebagai masjid.” (HR. Ahmad, dihasankan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Ahkamul Janaiz hlm. 216)

Faidah: Yang dimaksud dengan menjadikan kuburan sebagai masjid mencakup dua makna, pertama: shalat di pekuburan, kedua: membangun masjid di pekuburan (lihat I’anatul Mustafid bi Syarhi Kitabit Tauhid, Asy-Syaikh Sholih al-Fauzan hafizhahullah 1/298).


Kesimpulan

Mempercayai ramalan terjadinya kiamat pada tahun 2012 termasuk kesyirikan dan kekafiran kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala (terlepas dari benar tidaknya film tersebut berbicara tentang kiamat atau sekedar bencana alam). Lalu bagaimana mungkin seorang mukmin bisa terhibur dengan film, maupun acara-acara perdukunan seperti The Master dan lainnya yang berdasarkan pada sesuatu yang sangat dimurkai Allah!?

Padahal setiap mukmin tidak saja dituntut untuk menjauhi kekafiran, tapi juga dituntut untuk membenci kekafiran tersebut dan pelaku-pelakunya. Inilah satu permasalahan penting dalam aqidah seorang muslim yang dikenal dengan istilah al-wala’ wal bara’, kecintaan dan permusuhan. Bahwa cinta seorang mukmin kepada iman dan orang-orang yang beriman dan kebenciannya kepada kekafiran dan orang-orang kafir. Nabi Ibrahim ‘alaihissalam telah memberikan teladan yang baik dalam hal ini:

قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ مَعَهُ إِذْ قَالُوا لِقَوْمِهِمْ إِنَّا بُرَآءُ مِنْكُمْ وَمِمَّا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ كَفَرْنَا بِكُمْ وَبَدَا بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةُ وَالْبَغْضَاءُ أَبَدًا حَتَّى تُؤْمِنُوا بِاللَّهِ وَحْدَهُ

"Sesungguhnya telah ada suri teladan yang baik bagi kalian pada Ibrahim dan orang-orang yang bersamanya; ketika mereka berkata kepada kaumnya: ‘Sesungguhnya kami berlepas diri dari kalian dan apa yang kalian sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran) kalian serta telah nyata antara kami dan kalian permusuhan dan kebencian untuk selama-lamanya, sampai kalian beriman kepada Allah saja.” (QS. Al-Mumtahanah: 4)

Sehinggga termasuk kekafiran:
1. Apabila seorang mencintai atau meridhoi kekafiran meskipun ia tidak melakukannya,
2. Apabila seorang mencintai orang kafir karena kekafirannya.
Adapun seorang yang mencintai orang kafir bukan karena kekafirannya, seperti karena dunia dan lainnya, maka tidak termasuk kekafiran, namun termasuk dosa besar (lihat Syarhu Tsalatsatil Ushul, Asy-Syaikh Sholih Alu Syaikh hafizhahullah, hlm. 27)

Maka sangat dikhawatirkan, hadirnya kita untuk menonton dan mencari hiburan dari acara-acara kekafiran termasuk dalam bentuk meridhoi kekafiran tersebut.

Di sisi lain, menonton film tersebut minimalnya termasuk perbuatan sia-sia dan membelanjakan harta untuk kesia-siaan, padahal masih banyak hal-hal positif yang bisa kita lakukan untuk kebaikan dunia dan akhirat kita. Juga termasuk kemungkaran, melihat gambar wanita membuka aurat dan meridhoi gambar bernyawa. Demikian pula jika kita renungkan sejenak, tentang harta yang kita keluarkan hanya demi suatu hiburan belaka, padahal di negeri kita sendiri terlalu mudah untuk bertemu peminta-minta setiap harinya di jalan-jalan negeri kita dan di belahan bumi lain banyak saudara-saudara kita kaum muslimin, seperti di Palestina, Afganistan, Iraq, dan lainnya yang sangat membutuhkan uluran tangan kita, karena sekedar untuk mendapatkan sesuap nasi terlalu sulit bagi mereka disebabkan penjajahan yang dilakukan oleh orang-orang kafir, sementara kita di sini, menghambur-hamburkan harta untuk hiburan yang tidak syar’i!?

Adapun bagi mereka yang ingin mengambil hikmah atau pelajaran dari film, novel, nyanyian (baca: nasyid) dan yang sejenisnya, ketahuilah itu termasuk tipu daya setan untuk menjauhkan kita dari al-Qur’an dan cabang-cabang ilmunya yang sangat banyak. Barangsiapa yang tidak bisa mengambil pelajaran dari al-Qur’an maka bagaimana mungkin ia bisa mengambil dari selainnya!?

Ingatlah, setiap detik yang kita lalui dan setiap harta yang kita belanjakan pasti akan dimintai pertanggung jawabannya di akhirat kelak. Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:

لَا تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ أَرْبَعٍ : عَنْ عُمُرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ ، وَعَنْ عِلْمِهِ مَاذَا عَمِلَ فِيهِ ، وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَا أَنْفَقَهُ ، وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَا أَبْلَاهُ

“Tidak akan bergerak kedua kaki seorang hamba pada hari kiamat sampai dimintai pertanggung jawaban tentang empat perkara, tentang umurnya ke mana ia habiskan, tentang hartanya dari mana ia dapatkan dan ke mana ia belanjakan dan tentang badannya untuk apa ia pergunakan.” (HR. Tirmidzi, dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shohihut Targhib no. 126)

Oleh karenanya, yang paling penting bagi kita bukanlah mengetahui kapan terjadinya kiamat, namun apa yang telah kita siapkan untuk menghadapi hari kiamat.

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ أَعْرَابِيًّا قَالَ لِرَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- مَتَى السَّاعَةُ قَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « مَا أَعْدَدْتَ لَهَا ». قَالَ حُبَّ اللَّهِ وَرَسُولِهِ. قَالَ « أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ

“Dari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu bahwasannya, seorang Arab dusun bertanya kepada Nabi shallallahu’alaihi wa sallam, “kapan terjadinya hari kiamat”, maka Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bertanya kepadanya, “apa yang telah engkau siapkan untuk menghadapi hari kiamat”, ia menjawab, “kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya”, maka Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, “engkau akan bersama dengan yang engkau cintai”.” (Muttafaqun ‘alaihi)

Wallahu Ta’ala A’la wa A’lam.


Sumber :
Publikasi Ahlussunnah
Dari: Al Ustadz Sofyan Chalid Bin Idham Ruray

(Sumber http://ahlussunnah-jakarta.com/artikel_detil.php?id=409)

11.14.2009

TELKOMSEL FLASH begitu dekat begitu nyata. .

TELKOMSELFlash adalah layanan akses internet nirkabel (wireless) kecepatan tinggi melalui laptop atau PC (desktop) yang dapat diakses melalui modem datacard, ponsel ataupun router. Layanan ini disediakan oleh TELKOMSEL untuk seluruh pelanggannya, baik pascabayar (kartuHALO) atau prabayar (simPATI dan Kartu As) dengan tarif akses data berbasis waktu.


TELKOMSELFlash menawarkan suatu pengalaman baru dalam melakukan koneksi jaringan internet dengan kecepatan tinggi (hingga 3,2 Mbps) dan lokasi akses yang dapat dilakukan dimana saja dalam jangkauan jaringan HSDPA/3G/EDGE/GPRS TELKOMSEL.

TELKOMSELFlash memberikan keuntungan-keuntungan kepada pelanggannya, yaitu :

•MUDAH DIKONTROL
Dengan pilihan paket Unlimited, anda dapat menggunakan internet sepuasnya tanpa khawatir dengan batasan waktu dan kelebihan biaya akses. Bagi anda pengguna kartu prabayar (simPATI atau Kartu As), anda bisa lebih mudah mengontrol penggunaan internet dan pengeluaran anda dengan memilih paket berbasis waktu (Time Based)

•FLEKSIBEL
Anda dapat menggunakan & mendaftarkan kartu TELKOMSEL apa saja, baik kartuHALO, simPATi ataupun Kartu As.

•KECEPATAN TINGGI
Anda dapat menikmat pengalaman akses internet dengan kecepatan hingga 3.6 Mbps .

•JANGKAUAN JARINGAN YANG LUAS
Akses internet dimana saja dan kapan saja, dalam jangkauan jaringan 3G/HSDPA TELKOMSEL.

maka nikmat tuhan manakah yang engkau ingkari

Dari imil sebelah, untuk bahan renungan kita, apakah kita sudah bersyukur
atas nikmat allah?








Jangan Anggap Keledai Bodoh

Assalamulaikum ww
Dari saudara, dari imil tetangga

Suatu hari keledai milik seorang petani jatuh ke dalam sumur.
Hewan itu menangis dengan memilukan selama berjam-jam sementara si petani
memikirkan apa yang harus dilakukannya.
Akhirnya, si petani memutuskan bahwa hewan itu sudah tua dan sumur
juga perlu ditimbun (ditutup - karena berbahaya), jadi tidak berguna untuk menolong si keledai. Dan ia mengajak tetangga-tetangganya untuk datang membantunya.
Mereka membawa sekop dan mulai menyekop tanah ke dalam sumur. Pada
mulanya, ketika si keledai menyadari apa yang sedang terjadi, ia menangis penuh kengerian.
Tetapi kemudian, semua orang takjub, karena si keledai menjadi diam.
Setelah beberapa sekop tanah lagi dituangkan ke dalam sumur. Si petani melihat
ke dalam sumur dan tercengang karena apa yang dilihatnya.
Walaupun punggungnya terus ditimpa oleh bersekop-sekop tanah dan
kotoran, si keledai melakukan sesuatu yang menakjubkan. Ia mengguncang- guncangkan
badannya agar tanah yang menimpa punggungnya turun ke bawah, lalu menaiki tanah itu.
Sementara tetangga2 si petani terus menuangkan tanah kotor ke atas
punggung hewan itu, si keledai terus juga mengguncangkan badannya dan melangkah
naik.
Segera saja, semua orang terpesona ketika si keledai meloncati tepi
sumur dan
melarikan diri !

THINGS TO LEARN :

Kehidupan terus saja menuangkan tanah dan kotoran kepadamu, segala macam
tanah dan kotoran.
Cara untuk keluar dari "sumur" (kesedihan, masalah, dsb) adalah dengan
mengguncangkan segala tanah dan kotoran dari diri kita (pikiran dan hati
kita) dan melangkah naik dari "sumur" dengan menggunakan hal-hal tersebut sebagai
pijakan.
Setiap masalah-masalah kita merupakan satu batu pijakan untuk melangkah.
Kita dapat keluar dari "sumur" yang terdalam dengan terus berjuang,
jangan
pernah menyerah !

Ingatlah aturan sederhana tentang Kebahagiaan :

1. Bebaskan dirimu dari kebencian
2. Bebaskanlah pikiranmu dari kecemasan.
3. Hiduplah sederhana.
4. Berilah lebih banyak.
5. Berharaplah lebih sedikit.
6. Tersenyumlah.
7. Miliki teman yang bisa membuat engkau tersenyum

Semoga bermanfaat

Wassalamukaikum ww

Cara agar otak berfikir lebih cepat

Cara agar otak berfikir lebih cepat, semoga bermanfaat:

1. Ambillah dosis EPA secukupnya
Apaan tuh EPA?? EPA adalah bahan kimia dalam minyak ikan yang merupakan
makanan bagi otak, setiap orang pasti sudah mengetahuinya, jadi mengapa
tidak memberikannya kapsul minyak ikan setiap hari untuk meningkatkan
kekuatannya. Riset menunjukan bahwa minyak ikan dapat memfasilitasi
peningkatan aktivitas pada otak, memperlancar peredaran darah,
meningkatkan memori dan konsentrasi.


2. Seks secara teratur
Berhubungan seks dapat melepaskan senyawa kimia yang dapat meningkatkan
kekuatan otak, menurut buku terkini “Teach yourself. Training your brain”
yang ditulis oleh pengajar senior dan seorang ahli biologi. Seks adalah
bentuk sempurna dari latihan, yang juga meningkatkan peredaran darah ke
otak. Ia dapat mengurangi stress dan ketegangan yang menurunkan efisiensi
kinerja otak.

3. Kerjakan sebuah teka teki
Teka-teki silang, Sudoku atau yang lainnya dapat membuat otak Anda tetap
pada kondisi terbaik. Sama seperti otot, jika Anda tidak berlatih secara
reguler, ia akan kehilangan kemampuannya untuk bekerja secara maksimal.

4. Pergi berjalan kaki
Tidak ada yang dapat mengalahkan udara segar yang dapat menyegarkan
pikiran yang dapat mengurangi percakapan mental yang mengganggu logika dan
pikiran konstruktif. Sebuah perjalanan di pinggiran kota, dekat sungai
atau sekedar di taman akan membantu Anda menyingkirkan awan kelabu dan
membantu pikiran Anda tetap jernih.

5. Mempelajari bahasa baru
Mempelajari bahasa baru dapat sindrom dementia (kemunduran otak) sampai
dengan empat tahun menurut artikel yang dimuat pada New Scientist. Alasan
pasti untuk hal ini belum diketahui, namun dipercaya bahwa ia memiliki
hubungan erat dengan peningkatan perdaran darah dan koneksi saraf yang
baik.

6. Tertawa
Tawa bukan saja merupakan obat terbaik, ia juga dapat meningkatkan fungsi
otak dan menstimulasi kedua sisi otak pada saat yang bersamaan. Pastikan
Anda tertawa setiap harinya.(asal jangan kebanyakan tertawa ya... bahaya
kalo' ternyata diketahui Anda terkena skizophren,, xixixi)

7. Jadilah kreatif
Melukislah atau pelajari alat musik yang baru, bergabunglah dengan kelas
kesenian walaupun Anda yakin Anda payah dalam hal tersebut. Menjadi
kreatif memungkinkan Anda untuk menemukan solusi baru untuk permasalahan
yang sudah lama dan meningkatkan kesadaran pada saat yang bersamaan.

8. Belajar melempar barang
Riset dari Universitas Regensburg di Jerman memindai otak dari seorang
juggler (pemain sulap yang melemparkan barang) dan menemukan bahwa
kegiatan ini dapat meningkatkan struktur otak. Setelah berlatih selama
tiga bulan, otak akan menunjukan peningkatan signifikan pada dua bagian,
yaitu bagian mid-portal dan posterior intraprietal sulcus kiri.

9. Berhubungan dengan sifat kekanak-kanakan Anda
Einstein pernah berkata bahwa imajinasi lebih penting daripada pengetahuan
dan ia menggunakannya pada beberapa eksperimen yang akhirnya membuatnya
menemukan perhitungan paling terkenal sepanjang masa (E=MC2).
Cobalah lihat anak-anak, mereka penuh dengan imajinasi, dan mereka belajar
lebih banyak pada tahun-tahun awal kehidupan mereka lebih daripada apa
yang kita pelajari selama satu dekade. Bebaskan pikiran Anda dari penjara
pikiran “seorang dewasa”, Anda akan menemukan cara berpikir yang belum
pernah ada sebelumnya, Anda mungkin akan membuat penemuan besar yang
berikutnya.

salam

Subhanallah... Indahnya SMADHA

Alhamdulillah, eh.. ternyata eh ternyata ya.. Smada tuh walaupun bangunannya udah tua, dan dicaci maki sana-sini, sebenarnya Smada tuh indah banget loh. Sudut-sudut Smada eksotis banget. Itu karena Smada emang bangunan tua peninggalan jaman belanda dulu. Menginjak usianya yang 60, Smada emang banyak melakukan renovasi disana-sini. Tapi, bagian kunonya tetap dijaga. Yuk kita lihat sudut-sudut indah smada..

Lorong-lorong luar biasa smadha....






sudut-sudutnya begitu indah... subhanallah...





yang ini gambar gambar taman smadha..

nah ini sekelumit tentang sudut smadha, coba deh kalian brangkat gasik kesekolah trus jalan-jalan di smadha.. asik deh. eksotis banget...

Your 'Horosope'


Eh kamu dah baca horoskop minggu ini belom? Kan udah awal minggu majalah Ntuh udah terbit’, kata seorang akhwat. ‘Emang napa? Aku bakal sial ya hari ini? Aduuuh gimana niih?!’. Begitulah percakapan gaul dua orang akhwat yang langganan majalah GAUL. Egh, tau nggak si lo? Kalo horoskop mah udah gak jaman, jadul abis gitu, kenapa e kenapa? Ya iyalah! Coba deh sodara sodariku pikirin semua, dipikirnya tata letak sekumpulan bintang yang diatur sedemikian rupa oleh Allah kita, Tuhan semesta alam, ngaruh ke lifestyle kita?. Lagiyan kalo belom kejadian kan kita gak tau. Kata penulis nih, ‘horoskop tuh nonsense, gak berguna, buang-buang space di majalah aja, toh kita juga punya sang Al-Quran yang merupakan kepastian Allah SWT’, nah lo, penulis aja bilang kayak gitu.
Sista and Brotha yang diberkati oleh Tuhan, kita tuh manusia biasa lagi (emang ada manusia yang nggak biasa yah? Anak jin kali), sesuai yang dikatakan dan diyakini oleh banyak orang, manusia tuh cuman bisa ngerencanain, yang nentuin tuh Allah. ‘Bener tuh’, kata penulis. Allah juga pernah bilang kan dalam ayatnya kalo kita ngeliat or furthermore ngebaca aja, dosanya sama gedenya kalo kita dateng ke dukunnya tuh. Ceritanya nih, akhwat yang tadi diceritain, udah sadar trus muncullah dialog seperti berikut. ‘Oh, gitu yaa… gw nggak bakal baca deh tuh HOROSKOP DOSA lagi’. Tapi akhwat yang satu lagi belom, ‘ah masa, baca gituan aja dosa, nggak gaul!’.
Guys and Gals gaul nggak gaul tuh nggak masalah lagi, Allah nggak akan ngeliat tuh ke-gaul-an, sekarang udah jaman modern, muslim udah tambah maju, dan kita nggak perlu malu untuk menunjukkan ke-Islaman kita. Ya udah, karena si penulisnya baik, penulis mau ngasih tau keberuntungan kalian lewat horoskop yang udah capek-capek penulis buat (dikejar-kejar deadline lho…), awas ya, kalo nggak dibaca! Ntar penulis buatnya sia-sia dong. Pokoknya horoskop a la rohis nih super keren bin kagak dosa (ya iyalah, emang penulisnya dukun).

Horoskop untuk minggu ini dan seterusnya

SAGITARIUS

Peruntungan : Baik karena Allah
Keuangan : Baik karena Qonaah
Cinta : Keep trying ya, karena pacaran bikin dosa
Pendidikan : Baik karena Tawakal

SCORPIO

Peruntungan : Baik karena Allah
Keuangan : Baik karena Qonaah
Cinta : Yaah, Cinta mah sama Allah aja
Pendidikan : Baik karena Tawakal

LIBRA

Peruntungan : Baik karena Allah
Keuangan : Baik karena Qonaah
Cinta : cintamu kepada Allah harus ditingkatkan!
Pendidikan : Baik karena Tawakal dan sabar

VIRGO

Peruntungan : Baik karena Allah
Keuangan : Baik karena Qonaah
Cinta : Aduh, Belajar dulu yaa
Pendidikan : Baik karena Tawakal

LEO

Peruntungan : Baik karena Allah
Keuangan : Baik karena Qonaah
Cinta : Jah, bukan mahrom! Dosa!
Pendidikan : Baik karena Tawakal

CANCER

Peruntungan : Baik karena Allah
Keuangan : Baik karena Qonaah
Cinta : Wah, Cintanya kalo udah nikah ya…
Pendidikan : Baik karena Tawakal

GEMINI

Peruntungan : Baik karena Allah
Keuangan : Baik karena Qonaah
Cinta : Cinta ama orang tua udah belom?
Pendidikan : Baik karena Tawakal

TAURUS

Peruntungan : Baik karena Allah
Keuangan : Baik karena Qonaah
Cinta : Cinta ama orang laen jangan banyak-banyak, apalagi kalo Cinta mati
(mati aja loh! ahahah)
Pendidikan : Baik karena Tawakal

ARIES

Peruntungan : Baik karena Allah
Keuangan : Baik karena Qonaah
Cinta : Udah Cinta ama Allah belom?
Pendidikan : Baik karena Tawakal

PISCES

Peruntungan : Baik karena Allah
Keuangan : Baik karena Qonaah
Cinta : Cinta ama Rasul-Nya?
Pendidikan : Baik karena Tawakal

AQUARIUS

Peruntungan : Baik karena Allah
Keuangan : Baik karena Qonaah
Cinta : Yee, Aku Cinta Islam
Pendidikan : Baik karena Tawakal

CAPRICORN

Peruntungan : Baik karena Allah
Keuangan : Baik karena Qonaah
Cinta : Pandai-pandailah mencintai dirimu, pupuk pahala mulai dari sekarang
Pendidikan : Baik karena Tawakal

Nah lo… ketauan kan kalo horoskop tuh teramat-amat sangat tidak penting sekali banget, jadi nggak perlu lah nungguin horoskop tiap minggu, nugguin dosa tuh. Horoskop di atas dibuat dengan keringat oleh penulis, bukan hasil penglihatan, penjanjian dengan setan ato ketik REG MADAM untuk mendapat horoskop dari Madam Sahara, tapi dihasilkan dari gimana manusia harusnya berlaku terhadap keberuntungan. Jadi, penulis menyimpulkan kalo, keberuntungan itu tergantung dari Tawakal, Qonaah, Allah dan Cinta kepada agama.

‘Horoskopnya mati kata banget ya?’ kata si akhwat yang di cerita tadi, ‘eh, penulisnya tuh nggak mau kalo ada salah pengertian tentang keberuntungan (biar nggak dikirain dukun beneran)’, terus dialog masih berlanjut, ‘Ya elah cinta-cintaannya nggak mutu’, penulis menyalak ni sekarang, ‘masih butuh cinta? Pendidikan aja belom mateng, belom punya duit sendiri lagi? Kalo udah kerja sih, sah-sah aja’.

Nah, si penulisnya udah capek ni, deadline udah beres, mana ulangan numpuk, jadi penulis mau log out. Sedikit curhat ya, penulis dulu juga baca horoskop, tapi sekarang udah enggak. Lah, lama amat ya? Log outnya, jangan-jangan disconnect…
AAAAAAAAAAAAA….. Pet (yah, komputernya mati).

Penulis
a.k.a T_gar W

Ahlan wa sahlan BSE!!!

“Pemerintah melalui Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia dengan penuh rasa gembira dan bangga menyuguhkan sejumlah buku teks pelajaran layak-pakai yang hak ciptanya telah dilmiliki Departemen Pendidikan Nasional.” Tutur Pak BAMBANG SUDIBYO Menteri Pendidikan Nasional
Assalamu’alaikum yaa akhi, ukhti. Udah pada tau semua tentang BSE kan..


Nah...Buku-buku teks pelajaran tersebut tersedia di situs Depdiknas yang diberi nama Situs Buku Sekolah Elektronik yang disingkat BSE atau e-Book. Jumlah seluruhnya saat ini ada empat ratus tujuh (407) judul buku dan Insya Allah setiap tahunnya akan bertambah.

FYI, Buku-buku teks pelajaran ini telah dinilai kelayakan pakainya oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dan telah ditetapkan sebagai Buku Teks pelajaran yang memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam pembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 46 Tahun 2007, Permendiknas Nomor 12 Tahun 2008, Permendiknas Nomor 34 Tahun 2008, dan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2008.So, kita ga perlu ragu buku ini berkualitas apa engga kan? So don’t worry guys!

Buku-buku teks pelajaran yang telah dimiliki hak ciptanya oleh Depdiknas ini juga bisa digandakan, dicetak, difotokopi, dialihmediakan, dan atau diperdagangkan oleh perseorangan, kelompok orang, dan/atau badan hukum dalam rangka menjamin akses dan harga buku yang terjangkau oleh masyarakat. Masyarakat luas termasuk kita juga dapat pula mengunduh (down load) langsung dari internet jika memiliki perangkat komputer yang tersambung dengan internet, serta menyimpan file buku teks pelajarann tersebut. Gampang kan? Kita ga perlu buang buang kertas dan menambah resiko global warming (kertas dibuat dari kayu looohh!!!).

BSE, juga bisa ngasih keuntungan juga, untuk penggandaan yang bersifat komersial, harga penjualannya harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah. Wah keren yaa???

Smoga aja ya… melalui Program Masal Buku Murah ini, buku teks pelajaran lebih mudah diakses sehingga peserta didik dan pendidik di seluruh Indonesia maupun sekolah di luar negeri dapat memanfaatkannya sebagai sumber belajar yang bermutu dan terjangkau. Amiinn…. Semoga bermanfaat untuk mencerdaskan siswa Indonesia dan generasi muda penerus bangsa.

SAY NO TO MALESS….


“ Kamu harus rajin belajar, supaya pintar, nanti kalau sudah gede bisa jadi dokter!”
Sobat, masih ingat kata-kata yang semakna, seirama, semelodi, senada dengan kata-kata di atas? Yupz, kata-kata itu biasa kita dengar waktu kecil. Biasa, anak kecil itu butuh iming-iming. Dari kalimat itu bisa kita ambil kesimpulan bahwa iming-imingnya adalah “ Jadi Dokter”. Wah, tak jarang kalau anak TK atau SD kebanyakan saat ditanya cita-citanya menjawab ingin jadi dokter. Tapi….., gak jarang juga yang waktu gede udah gak minat lagi jadi dokter! Bahkan, remaja zaman sekarang waktu gede ditanya dengan pertanyaan yang sama jawabannya bingung. Ya gak???
Sobat….
Sejak kita kecil ampe sekarang pasti dech tetep aja disuruh rajin belajar. Ampe-ampe kita ndengerinnya aja bosen apalagi nglakuinnya. Ya gak sieh? Udah dech, liat diri kamu and sekitar, pasti… satu, dua, tiga, empat, atau bahkan semua sudah terindikasi adanya gejala penyakit MALES. Gak usah pake acara pergi ke rumah sakit trus nanya dokter segala, tanya aja ama dirimu sendiri, “ Penyakit M itu udah nyampe stadium berapa?”
Sobat tau ga seeh????
Sebenernya gak ada alasan buat kita males belajar. Kalau ada yang bilang ada, pasti jawabannya males lagi males lagi. Nah, itulah ciri-ciri anak berstadium tinggi! Gak jarang dech, katanya otak kayak mau jebol padahal baru baca sehalaman aja gak penuh-penuh amat. Alasan lain, ubun-ubun udah ngebul pas ngitung halamannya lebih dari sepuluh halaman. Pasti adaa aja anak yang sebelum ulangan, ngitung banyak halamannya dulu. Ayo ngakuuuu!! Ditambah lagi alasan-alasan sejenis lain yang tentunya kamu tahu sendiri.
Gak ada alasan lagi buat kita males belajar, ditanya kenapa???

1. Menuntut Ilmu hukumnya WAJIB
Thalabul ilmi termasuk ibadah utama, khususnya bila kebodohan telah merebak dimana-mana, ulama sedikit dan manusia mengikuti kebodohan. Thalabul ilmi diwajibkan atas setiap muslim, baik laki-laki maupun perempuan. Yaitu ilmu yang cukup bagi mereka sebagai bekal melaksanakan ibadah, mengetahui Rabb mereka, dan mencari penghidupan mereka. Adapun selain itu adalah fardhu kifayah. Apabila sebagian sudah mendalaminya, maka gugur kewajiban bagi yang lain. Akan tetapi, apabila tidak ada satupun yang mendalaminya alias semua meninggalkannya, maka dosanya merata bagi semua orang yang berkemampuan menuntut ilmu, namun meremehkannya. So, kita-kita jangan meremehkan dan ayooo terus menuntut ilmu!!!

2. Fasilitas Buat Kita Belajar Tuh Seabreg
Gak harus buku kaliii yang musthi kita baca, semuanya bisa dibaca asal membawa kita mendapat ilmu. Yaa…, gak jarang dech kalo guru-guru kita sering ngendika, “ Bungkus kacang atau mendoan aja bisa dipakai belajar.” Mereka sering bilang gitu, kan? Ya.., emang bener juga, sih! Kebanyakan bungkus itu terbuat dari bahan koran yang memberi kita wawasan plus ilmu juga.
Just intermezo, masih ingat acara kuiz “ Who Wants To Be A Millionaire”, kan? Bukannya mau promosi, lho! Kalian masih inget pa gak yang loper koran dapet uang segepok! Wow, padahal acara itu nguji pengetahuan bangets, kan? Ehm, ilmu itu emang membawa kebahagiaan.
Sobat tahu kan hadits tentang ilmu yang bunyinya:

“ Barangsiapa menginginkan kebahagiaan dunia hendaklah ia berilmu. Barangsiapa menginginkan kebahagiaan akhirat hendaklah ia berilmu. Barangsiapa menginginkan kebahagiaan keduanya hendaklah ia berilmu.”

Waah, tentunya kita tahu kalau ilmu itu sungguh membawa kebahagiaan, dunia dan akhirat. Subhanalloh…..
Tekno jaman sekarang emang udah maju, contohnya internet. Dia udah bisa diakses untuk semua kalangan. Lewat internet kita bisa ngambil ilmu yang bermanfaat. Syaratnya kita musthi and kudu bisa memanfaatkannya dengan baik dan benar. Kan udah ada flashdisk, tinggal disimpen ja di memori flashdisknya. Tapi, kita tak boleh meninggalkan Al Qur’an dan As Sunah, merekalah sumber hukum Islam. Ijtihad juga jangan ketinggalan….
Gak cuma sekolah dan internet, kita bisa belajar di pesantren, di majelis taklim, di rumah, di kamar, di meja belajar, dari koran, majalah, tabloid, media massa and elektronik, termasuk di jalan, di kantin dan seabreg facility-facility lainnya. Kita bener-bener gak perlu and gak boleh males. That’s right!

3. Otak Kita Punya Potensi Maxi
Jangan ngremehin otak kita gitu aja, walau kecil alias mini, otak kita bisa nyimpen memori segubrag. Nggak bakal LUBER (eits, bukan Langsung, Umum, Bebas, Rahasia lho… Mentang-mentang mau pemilu!)
John Griffith said, “ Setiap manusia mampu mengingat satu bilyun bit informasi.” Asal Sobat tahu aja, satu bit mewakili satuan informasi terkecil, kayak “ Ya ”, “ Tidak ”, “ Yes ”, “ No ”, “ Oui”, “ Non ”.
Ayo asah otak kita biar tajam, setajam….. (bisa nglanjutin sendiri, kan?), kata guru biologi sih, pada dasarnya otak kita memiliki volume yang “ SAMA “. Ilmu itu sebagaimana pisau yang harus selalu diasah dan dicoba. So, asah teruusss ya… otak kita!!!!! Caranya?? Belajar…..



Sobat…..
Seorang mukmin itu senantiasa menuntut ilmu sampai ajal menjemputnya. Ia bersikap tawadhu’ terhadap guru yang mengajarinya, serta menghormati ahlul ilmi dan memuliakan mereka. Ingatlah, sifat ilmu itu dinisbatkan kepada salahsatu nama Allah SWT, yaitu Al-Alim. Allah SWT memuji orang-orang yang memiliki pengetahuan.
Mulai saat ini kita gak boleh males lagi. Pokoknya Say No to Males. Ya, emang rasa-rasanya sulit kalau langsung ilang begitu aja. Paling tidak…, dikurangi sedikit demi sedikit, hingga menjadi bukit!
Sobat, masih ingat 3M? Tancapkan dalam-dalam 3M ini pada diri kalian!

1. Mulai dari diri sendiri
2. Mulai dari hal yang paling kecil
3. Mulai dari sekarang!

Benar tidaakkk???

Our lovely teacher



Assalamu’alaikum Wr.Wb

Umi. . . . itulah nama yang biasa teman-temannya gunakan untuk memanggil seorang perempuan bernama lengkap Mu’miyati itu. Beliau adalah sosok perempuan yang bisa dijadikan suri tauladan bagi para mislimah lainnya, tidak hanya mengusai masalah agama, beliau juga merupakan sosok wanita pekerja keras, sebagai bukti saat ini beliau telah menjadi guru agama di SMA Negeri 2 tercinta ini, jabatan guru jelas bukan profesi yang mudah, selain butuh keuletan dan kesabaran, juga butuh kerja keras dan semangat juang yang tinggi, namun semua itu dapat dijalani beliau dengan enjoy dan semata-mata hanya mengharap ridlo dari Alloh SWT.
Alhamdulillah kami dari rohis Smadha telah berhasil mewawancarai beliau pada hari jumat, 6 Februari 2009. Kami memilih beliau karena kepribadian dan akhlak beliau yang sangat menarik dan mulia. Sehingga kami rasa beliau pantas sebagai profil pertama dari majalah rohis kami ini. Kami harapkan setelah pembaca membaca profil ini, mereka akan tergerak untuk mentauladani beliau terutama bagi para kaum hawa yang saat ini sudah semakin memprihatinkan akhlaknya. Amiinnn . . . .
Berdasarkan wawancara yang kami lakukan secara langsung, beliau mengaku selama ini bersekolah pada lembaga pendidikan yang islami baik dari TK, Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliah, dan bahkan kuliahpun beliau memilih berkuliah di universitas islam. Berdasarkan sejarah pendidikannya tidak diragukan lagi betapa dalam ilmu agamanya. Tutur beliau kepada kami beliau memilih hal itu karena yang pertama adalah faktor lingkungan baik itu lingkungan keluarga, lingkungan teman, masyarakat dan memang sudah cita- cita sejak dulu. Beliau juga sudah mengenakan jilbab sejak masih kelas 6 SD. Alasan beliau memakai jilbab sangatlah menarik dan sangat mulia beliau mengatakan “ Barang siapa menjaga hukum Alloh maka Alloh akan menjaganya”, begitu kata beliau. Kata – kata beliau juga dikuatkan oleh hadist Rasululloh SAW. Selain atas dasar tadi beliau mengatakan seorang wanita yang memakai kerudung juga haruslah ikhlas dan yakin bahwa jika kita menjaga Agama Alloh pastilah Alloh akan menjaga kita. Beliau juga adalah orang yang senang berorganisasi, beliau yakin benar bahwa dalam hidup sudah barang tentu kita akan membutuhkan orang lain sehingga kita harus membiasakan diri bersosialisaai dengan orang salah satunya lewat organisasi, selain itu beliau juga menggunakan organisasi sebagai sarana dakwah. Beliau mengatakan dengan berorganisasi akan membuat kita dapat belajar membagi waktu dan juga banyak manfaat lainnya. Karena bakat beliau dalam menulis biasanya beliau mendapatkan bagian kesekretariatan.
Dilihat dari latarbelakang keluarga beliau, ibu guru kita ini berasal dari keluarga yang mempunyai pola hidup yang sederhana. Orang tua beliau adalah seorang petani yang biasa menghabiskan waktu di sawah dan mengaji saja. Jadi tidak heran ibu Mu’mi menjadi seperti sekarang. Hal itu jelas tidak luput dari didikan orang tua beliau. Ibu Mu’mi mempunyai 5 saudara kandung. Beliau mengatakan selslu teringat dengan perkataan orang tua beliau yaitu” Sebaik-baik manusia adalah orang yang bias bermanfaat bagi orang lain”. Kata-kata itu pula lah yang menjadi motifasi bagi Ibu Mu’mi dan juga seharusnya bagi kita semua. Bahwa kita hidup haruslah bisa bermanfaat bagi orang lain seperti yang dilakukan Ibu Mu’mi dengan menjadi guru agama, selain berdakwah beliau juga menularkan ilmunya dan itulah ilmu yang bermanfaat. Ilmu yang inysa Alloh akan menolong kita kelak dan ilmu yang bermanfaat adalah salah satu ibadah yang akan terus mengalir sampai hari kiamat. Semoga kita adalah bagian dari orang-orang yang memperoleh ilmu yang bermanfaat. Amiinnn . . . . .
Sebenarnya begitu banyak pelajaran yang dapat kita ambil dari seorang guru agama kita ini. Tetapi ternyata halamannya sudah penuh nih. Jika Alloh mengizinkan semoga pada edisi berikutnya kami dari im redaksi dapat kembali menimba ilmu dari beliau. Sebelum kami akhiri Ibu Mu’miati berpesan “Jika kita mau menolong agama Alloh pasti Alloh akan menolong kita” sungguh kata-kata yang sudah selayaknya kita renungkan dan kita jadikan motifasi untuk menjadi lebih baik. Mari kita bersama-sama berdakwah dijalan islam di mulai dengan berdakhwah pada diri kita sendiri, keluarga dan pada akirnya berdakwah untuk semua umat islam. Mari kita tegakkan kebenaran islam di dunia. Sekian sedikit profil dari Ibu Mu’miati seorang guru teladan bagi kita. Jika ada kekurangan jelas itu adalah milik manusia dan jika ada ilmu yang dapat diambil jelas itu semua berasal dari Alloh. Akhirul kata wabillahi taufik wal hidayah.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.