Halloween Party, Bolehkah Dalam Islam?
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh
Saudara islam yang dirahmati Allah, sekarang ini kita telah memasuk era
globalisasi. Globalisasi adalah suatu
proses mendunia yang tak mengenal batas-batas negara ataupun wilayah.Semua
orang, masyarakat, dan negara manapun tidak bisa dan tidak akan pernah bisa
mengelak dari yang namanya globalisasi karena setiap manusia membutuhkan
interaksi dengan dunia luar dan setiap manusia juga menginginkan kemajuan. Jika
seseorang menutup diri dari globalisasi, maka ia tidak akan berkembang.
Globalisasi memiliki dampak yang sangat besar bagi kehidupan kita
diantaranya, kemajuan teknologi yang semakin cepat; pertukaran informasi mejadi
semakin mudah; serta mudahnya budaya asing masuk ke dalam kehidupan kita. Salah
satu diantara budaya asing yang sudah masuk ke dalam kehidupan kita ialah
budaya Halloween party.
Halloween Party dirayakan pada tanggal 31 Oktober dengan memakai
kostum-kostum yan aneh-aneh dan menyeramkan. Para anak-anak biasanya
berkeliling untuk mencari rumah yang kemudian meminta permen atau coklat pada
pemilik rumah itu. Lalu bagaimana islam memandang budaya Halloween? marilah
kita simak penjelasan berikut ini!
Sejarah tentang Halloween
Halloween sebenarnya bermula dari tradisi pagan (menyembah berhala)
masyarakat Celtik (tepatnya kaum Samhain) yang dulu mendiami Irlandia,
Skotlandia, dan daerah sekitarnya. Mereka percaya bahwa pada akhir Bulan
Oktober para arwah orang yang sudah mati akan gentayangan di bumi. Tradisi ini
merupakan adopsi dari Bangsa Romawi yang pernah menjajah Bangsa Celtik.
Lalu tradisi ini dibawa ke Amerika oleh para imigran Irlandia yang mengalami
kelaparan di tahun 1840-an, yang sampai sekarang masyarakat di Amerika masih
merayakan Halloween. Pada abad ke-8 Masehi gereja katolik menetapkan tanggal 1
November sebagai hari raya untuk menghormati para santo/santa yang sudah
meninggal atau lebih dikenal sebagai “All Saints’Day” atau “All Hallows” . Umat
Kristen mengadopsi bebeapa warisan pagan Bangsa Celtik dan meyakini bahwa pada
malam itu para arwah berjalan di antara
mereka.
Hadist terkait Halloween
Pertama, Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam datang
di kota Madinah, penduduk kota tersebut merayakan dua hari raya, Nairuz dan
Mihrajan (Nairuz dan Mihrajan adalah hari raya orang kafir). Beliau pernah
bersabda di hadapan penduduk madinah,
“Saya mendatangi kalian
dan kalian memiliki dua hari raya, yang kalian jadikan sebagai waktu untuk
bermain. Padahal Allah telah menggantikan dua hari raya terbaik untuk kalian;
idul fitri dan idul adha.” (HR. Ahmad, Abu Daud, dan Nasa’i).
Kedua“Siapa yang meniru kebiasaan satu kaum maka dia
termasuk bagian dari kaum tersebut.” (Hadis shahih riwayat Abu Daud).
Kesimpulan
Dari
uraian di atas jelas bahwa Halloween adalah upacara untuk mengenang arwah para
kudus atau santo/santa yang kita sebagai umat muslim tidak boleh
merayakannya. Halloween juga identik dengan tradisi pagan (menyembah berhala) yang sudah
jelas-jelas salah dan tidak boleh kita lakukan meskipun hanya untuk ikut-ikutan
ataupun mencari kesenangan saja. Halloween juga berhubungan dengan iblis dan
setan-setan yang sudah jelas adalah musuh bagi kita. Kita sebagai orang yang
beriman juga harus memperingatkan kepada teman-teman kita atau malah saudara
kita yang masih saja ikut-ikutan merayakan Halloween sampai sekarang agar tidak
lagi mengikuti perayaan Halloween lagi.
Wassalamualaikum
warahmatullahi wabarakaatuh.